Om Joy Berikan Tips Menulis Hasil Analisis Politik - Tinta Media

Minggu, 06 Februari 2022

Om Joy Berikan Tips Menulis Hasil Analisis Politik

Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo memberikan tips menulis hasil analisis politik. “Bagaimana menuliskannya? Berikut tipsnya,” tutur Om Joy sapaan akrab Joko Prasetyo pada Tinta Media, Sabtu (5/2/2022).

Tips pertama, tulisan harus mudah dan enak dibaca. “Tulisan opini apa pun termasuk tulisan analisis politik haruslah ditulis dengan tulisan yang mudah dan enak dibaca. Setidaknya ada tiga hal mendasar yang harus diperhatikan secara jurnalistik agar tulisan mudah dan enak dibaca,” terangnya.

Pertama, Tulisan menggunakan kalimat efektif. “Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan pedoman ejaan bahasa, memiliki subjek dan predikat yang jelas, serta tidak bermakna ganda, sehingga pesan yang disampaikan sama dengan yang diterima,”tuturnya.

Ia memberikan contoh kalimat tidak efektif. Perhatian! Yang membawa telepon seluler harap dimatikan atau dibisukan sebelum shalat berjamaah. Kepada pembicara, waktu dan tempat kami persilakan. “Sedangkan contoh kalimat efektif adalah Perhatian! Matikan atau bisukanlah telepon seluler Anda sebelum shalat berjamaah. Kepada pembicara, kami persilakan untuk menyampaikan materinya,” terangnya.

Kedua, menggunakan kata yang mudah dipahami pembaca secara umum. “Maka ketika menggunakan istilah khusus (baik istilah khusus di dunia kedokteran, hukum, ekonomi, maupun lainnya) segera diberi keterangan,” jelasnya.  

Bisa istilahnya terlebih dahulu dan keterangannya disebut di dalam kurung. Contoh: Hanya Asy-Syarii’ (Allah SWT) yang berhak membuat hukum. “Bisa pula keterangannya terlebih dahulu baru kemudian disusul istilahnya yang di dalam kurung. Contoh: Hukum persanksian dalam Islam itu berfungsi sebagai pemberi efek jera (jawazir) dan penebus dosa (jawabir),” ujarnya.

Ketiga, tulisan runut dan masuk akal. “Dari satu kalimat ke kalimat lain, dari satu paragraf ke paragraf berikutnya tulisanya berkaitan erat alias tidak melompat dan argumen yang dibangun sesuai dengan akal sehat (common sence) sehingga sebagian besar pembaca dapat mencerna pesan yang disampaikan penulis,” terangnya.

Tips kedua, patokan-patokan dalam menulis analisis politik agar menggugah. “Selain tulisannya harus mudah dan enak dibaca, secara umum ada tiga patokan dalam menulis analisis politik agar menggugah pembaca,” paparnya.

Pertama, Fakta politik yang dibahas tergambar jelas dalam tulisan. “Tujuannya agar fakta politik dimaksud bukan hanya tergambar di benak penulis tetapi juga sampai ke benak pembaca dengan jelas pula,” tukasnya.

Ia memberikan contoh, misal terkait fakta aktivitas politik upaya pemindahan ibu kota negara (IKN). Maka fokuslah menjelaskan fakta seputar IKN, jangan tergoda untuk membahas fakta yang tak terkait IKN.

Kedua, arah tulisannya jelas. “Apa sih yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca terkait fakta politik yang ditulisnya? Apakah penulis sekadar menunjukkan fakta politik? Menjelaskan fakta politik? Mengkritisi fakta politik? Memberikan solusi atas masalah politik? Mengajak pembaca mendukung atau menolak fakta politik? Kombinasi dari beberapa atau semua pertanyaan di atas? Atau lainnya?” bebernya.

Jawaban dari pertanyaan ini, menurutnya, harus tergambar jelas dalam benak penulis lalu diwujudkan dalam tulisannya secara jelas pula sehingga sampai ke pembaca sesuai dengan tujuan penulis. “Misal, agar pembaca menolak pemindahan IKN. Maka, jelaskanlah secara argumentatif alasannya sehingga pembaca harus menolak pemindahan IKN,” contohnya.

Ketiga, harus terkait erat dengan kepentingan pembaca. Jangan lupa, jelaskan pula dalam tulisannya bahwa yang disampaikan penulis ini terkait erat dengan kepentingan pembaca. Jelaskan dampak positif dan atau negatif bagi pembaca, baik secara pragmatis dan atau ideologis. “Misal, pemindahan IKN merugikan pembaca/rakyat dan hanya menguntungkan oligarki dan kafir penjajah. Sampaikan bukti/argumen yang membuktikan seperti itu,” terangnya.

Tips ketiga, patokan-patokan menulis di sosmed agar bisa singkat, jelas dan menggunggah. “Patokannya sama saja dengan patokan menulis analisis politik. Yakni, mudah dan enak dibaca; fakta politik yang dibahasnya jelas; arah tulisannya jelas; dan harus terkait erat dengan kepentingan pembaca.  

“Bedanya, karena tulisan di sosmed harus singkat, maka yang ditulisnya pun cukup satu gagasan pokok dan beberapa kalimat pendukung. Namun,  apabila sudah membuat tulisan yang panjang, lalu tulisan tersebut mau dimuat di medsos (maksudnya dibuat dalam versi singkat) maka, beberapa hal berikut dapat dilakukan,” tuturnya.

Pertama, merangkum. “Tulisan panjang tersebut hanya diambil gagasan pokoknya saja dari setiap paragraf. Dijamin tulisannya jadi lebih singkat,” yakinnya.

Kedua, mengutip paragraf atau sekumpulan kalimat kunci. “Dalam tulisan yang panjang  itu mestilah ditemukan paragraf atau sekumpulan kalimat penting dan atau menarik. Misalnya, dalam paragraf ketiga ada dua kalimat penting. Maka dua kalimat tersebut bisa dikutip dan dibuatkan meme, dimuat di Twitter, dan lain sebagainya. Sedangkan di paragraf lainnya ada beberapa kalimat menarik. Itu juga bisa dibuat meme lainnya,” bebernya.  

Ketiga, modifikasi. “Rangkuman dari tulisan yang panjang tersebut dimodifikasi menjadi tulisan baru. Bisa pula, kutipan dari tulisan panjang tersebut dimodifikasi menjadi tulisan baru,” jelasnya.

Tips keempat, alur penulisan analisis politik. “Sebagaimana penulisan opini lainnya, penulisan analisis politik bisa dibuat dalam berbagai alur pola penulisan. Tiga di antaranya sebagai berikut,” ungkapnya.

Pertama, fakta, bahasan solusi. “Paragraf-paragraf awal memaparkan fakta politik. Paragraf-paragraf tengah membahas fakta tersebut dari sudut pandang tertentu (Islam ideologis, misalnya). Kemudian di paragraf-paragraf akhir dibahas solusinya. Pola seperti ini sangat popular, sebagian besar penulis analisis politik menulis dengan pola ini,” tuturnya.  

Kedua, langsung pada sikap penulis. “Sedari awal langsung menunjukkan sikap penulis terhadap fakta politik. Sikap dan fakta dimuat dalam paragraf yang sama. Tulisan seperti ini disebut opini lugas (straight views). Pembahasan lebih lanjutnya bisa dibaca pada tips berjudul Yuk Perang Pemikiran dengan Menulis Straight Views. Klik: https://bit.ly/3B6vHyP. Contoh, Ada Masalah Serius di Balik Ditangkapnya Pemuda yang Membuang Sesajen. Klik: https://bit.ly/3J3ylbl,” bebernya.

Ketiga, penganalogian. “Fakta politik yang disikapi dianalogikan dengan hal lain untuk memudahkan pembaca memahami. Ia memberikan contoh: Layangan Putus-nya Gus Uwik yang menganalogikan “penguasa” dalam kehidupan bernegara saat ini dengan “suami” dalam sinetron Layangan Putus. Klik: https://bit.ly/34v6odA.

“Semoga tips di atas dapat membantu Anda dalam menuliskan hasil analisis politik ke dalam tulisan opini atau pun komentar singkat di medsos. Semoga berhasil!,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :