Lansia dan Komorbid Dianjurkan Vaksin Booster, Begini Kata Pakar Biologi Molekuler - Tinta Media

Kamis, 03 Februari 2022

Lansia dan Komorbid Dianjurkan Vaksin Booster, Begini Kata Pakar Biologi Molekuler

Tinta Media - Pakar Biologi Molekuler, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Ph.D. menjelaskan alasan lansia dan komorbid dianjurkan vaksin booster.

“Bagi lansia dan komorbid aktivasi imun paska vaksin tidak seoptimal mereka yang muda dan tidak punya komorbid. Maka dianjurkan agar mendapatkan vaksin booster. Kenapa? Karena memang kondisi imun mereka setelah vaksinasi itu kurang. Tapi kalau udah dibooster yang ketiga, biasanya oke,” jelasnya di acara Spesial Bincang Hangat: Ada Apa dengan Omicron?  Di kanal YouTube UIY Official Channel, Ahad (30/1/2022).

Menurutnya, bicara soal vaksin itu ada dua komponen yang  akan muncul. Antibodi yang ini merupakan komponen utama dan sititoksis sel (sel imun, sel T).

“Antibodi bertugas bak  patriot misil yang menghadang peluru musuh. Jadi, ketika virus infeksi datang mau  masuk ke dalam sel kita, sel paru misalnya, sebelum dia landing dihadang patriot misil yang menyergap. Jadi antibodi itu seperti itu,” tamsilnya.

Tapi, ia melanjutkan,  ndilalah sudah ditembaki patriot misil eh tetep tembus ke dalam sel. Ketika virus ini berhasil masuk ke dalam sel, sel itu akan  dikonversi oleh virus menjadi pabrik virus. “Berarti sel  kita sudah menjadi agen-agen virus, jadi pabrik virus. Tapi karena kita sudah pernah divaksin,  vaksin  itu akan memunculkan sel  imun  yang bisa mengenali apakah sel nya masih normal atau selnya  sudah menjadi pabrik agen asing,” lanjutnya.

Begitu sel imun mengenali, lanjutnya, dan ternyata selnya sudah  jadi agen asing,  langsung sel imun tersebut akan meluncurkan senjata mematikan untuk  membinasakan sel tersebut, sehingga sel batal menjadi pabrik virus.

“Makanya ada dua komponen, antibodi dan sel T (sel imun), sel yang  tujuannya menjadi  penyergap  dan membinasakan sel yang sudah menjadi agen asing tersebut,” terangnya.  

Menurutnya,  sel T  itu jumlahnya  stabil, tapi nggak banyak. Sementara yang bersirkulasi itu antibodi.  Kalau sudah divaksin lama,  jumlahnya akan turun.  Jadi istilahnya jumlah misil yang siap employment juga semakin sedikit, di 6 bulan berikutnya dibanding  ketika 6 bulan pertama.

“Sekarang  pertanyaannya begini? Untuk orang yang sehat yang sama sekali nggak punya komorbit, yang masih muda itu biasanya  antibodinya  masih robash (kokoh).  Jadi turunnya  enggak cepet. Yang  jadi masalah kalau  orang tua, lansia,  lalu yang  punya komorbid itu biasanya nanti jumlah antibodinya memang menurun. Sehingga untuk orang lansia, untuk yang punya komorbid kan itu memang dianjurkan untuk Booster,” jelasnya.

“Hanya saja, saya pribadi tidak menganjurkan boster untuk  semua orang.  Kenapa?  Karena saya masih berfikir Indonesia Raya saja  itu mungkin separuh populasi kita itu bahkan belum mendapatkan vaksin dosis 1 dan 2. Itu masalah kita,” ungkapnya.

“Jadi Booster memang untuk yang  betul-betul  butuh, kalau masih sisa diberikan pada yang  mau, itu boleh. Jadi lebih diutamakan untuk mereka yang belum dosis satu sama dosis dua. Atau dosis komplit tapi mereka lansia,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :