Tinta Media - Narator film dokumenter Jejak Khilafah di Tatar Sunda #3 (JKTS#3) menegaskan bahwa berbagai faktor jalin berkelindan menjadi sebab runtuhnya khilafah.
“Berbagai faktor jalin berkelindan mulai kekalahan pada Perang Dunia pertama, konspirasi dalam negeri yang dimotori agen Inggris bernama Kemal Pasha dan berbagai faktor lainnya terkumpul menjadi sebab penghapusan dan keruntuhan Khilafah,” tutur narator dalam film JKTS #3 yang mulai tayang Ahad (13/2/2022).
Menurutnya, Islam dan kekuasaan tidak bisa dipisahkan. Islam adalah fondasi untuk semua hal. Kekuasaanlah yang menegakkan, menjaga, dan menyebarkan Islam bagi umat manusia. Khilafah merupakan ajaran Islam dalam hal pemerintahan dan kekuasaan.
“Karenanya sejak wafatnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, kaum Muslim selalu berusaha menjaganya ,agar tetap berdiri . Namun, khilafah Islam yang berdiri hampir 13 abad itu runtuh tepatnya pada tanggal 3 Maret tahun 1924,” tuturnya.
Tiga Pilar Khilafah
Ajengan Yuana yang menjadi nara sumber dalam film tersebut menjelaskan bahwa khilafah itu adalah institusi kaum muslimin yang didalamnya mengandung tiga unsur penting. “Pertama adalah penerapan syariah , kedua persatuan umat , ketiga dakwah,” jelasnya.
“Jadi ketika institusi kaum Muslim tadi itu runtuh maka lenyaplah ketiganya. Dampak dari runtuhnya Khilafah Islamiyah itu, pertama, mengakibatkan pada terlantarnya penerapan hukum-hukum Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Yang kedua, adalah tercerai-berainya kaum muslimin menjadi lebih dari 50 negara bangsa. Dan yang ketiga adalah lenyapnya dakwah dan Jihad,” ungkapnya.
Menurutnya, dampak dari ketiadaan khilafah itu bukan perkara yang sepele. “Ini perkara yang sangat serius, karena tiga pilarnya itu otomatis lenyap. Maka para ulama menyebutkan bahwa hilang nya khilafah, lenyapnya khilafah, runtuhnya khilafah adalah merupakan ummul jaroim (induk dari segala kejahatan). Terlantarnya penerapan hukum Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah kejahatan,” tegasnya.
Selanjutnya, Narator menjelaskan bahwa pengaruh khilafah di Nusantara meninggalkan jejak dalam banyak aspek, mulai dari pemikiran, pemerintahan, ekonomi, pendidikan, budaya dan hubungan luar negeri.
“Tak dapat dipungkiri bahwa keterkaitan Nusantara dengan Khilafah itu nyata adanya. Maka kita bisa menyaksikan bagaimana sikap yang ditunjukkan umat Islam di Nusantara setelah keruntuhan Khilafah, termasuk di Tatar Sunda,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun