“Strategi jebakan utang ribawi bagian dari strategi penting bagi Amerika Serikat untuk mengikat Ukraina agar bertahan ke kubu AS,” tutur Pengamat Politik Internasional Umar Syarifuddin kepada Tinta Media, Rabu (16/2/2022) dalam menyikapi rencana Amerika Serikat (AS) yang menawarkan US$1 miliar atau Rp14,3 triliun dalam bentuk jaminan kredit untuk Ukraina.
Menurutnya, Amerika Serikat terus mendorong Ukraina untuk segera bergabung dengan NATO dengan jaminan akan melindunginya dari serangan Rusia.
“Amerika Serikat saat ini secara intensif menjalankan rancangan penjajahan politik dan ekonomi kepada Ukraina, serta tampil sebagai pembela Ukraina. Dan Amerika menguatkan persenjataan dan memberikan bantuan militer miliaran dolar, dan memberikan pelatihan tentara Ukraina,” paparnya.
Melalui pinjaman, lanjut Umar, Amerika Serikat semakin mengokohkan hegemoninya atas Ukraina dan mendorong presiden Ukraina untuk memprovokasi Rusia, agar Rusia menyerang bersikap reaktif menginvasi Ukraina. Sehingga Rusia pun terjebak dalam narasi politik AS yang bermain dalam krisis Ukraina.
Umar menyebut, pelajaran yang bisa diambil dari krisis Ukraina bahwa Amerika melakukan intrik penjajahan di kawasan untuk meningkatkan tensi situasi untuk dimanfaatkan demi kepentingannya. “Tujuan politis AS adalah meningkatkan tensi konflik secara terus - menerus untuk mengontrol pergerakan Rusia, Ukraina dan menyandera kepentingan Eropa sekaligus,” tegasnya.
Menurutnta, krisis akan terus menerus membuat dunia 'panas' dan menderita, selama dikuasai oleh negara adidaya kapitalis sekuler maka situasinya akan tetap berlangsung, hingga terus menjadi panggung perusakan dan kezaliman dari konsepsi “imperialisme” adidaya sekuler.
“Walhasil, dunia butuh solusi. Dan solusi itu adalah mabda Islam yang agung yang mampu menyelamatkan dunia dari kejahatan negara-negara imperialis dan ideologi-ideologi beracunnya,” ujarnya.
“Dengan hadirnya peradaban Islam maka akan tersebar kebenaran dan tegaknya keadilan, tersebarnya kebaikan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun