HAMBA JIN MARAH, MEREKA MULAI BERULAH - Tinta Media

Selasa, 08 Februari 2022

HAMBA JIN MARAH, MEREKA MULAI BERULAH

Tinta Media - Di sebuah gunung, pasca meletus ada sesaji yang dipersembahkan untuk jin dan setan, makhluk halus, roh nenek moyang, hantu blawu dan sejenisnya. Ada manusia yang berakal, beriman kepada Allah SWT, membuang dan menendang sesajen tersebut.


Marahlah bangsa Jin dan Setan. Mereka, menggerakkan juru bicaranya, untuk mengecam siapapun yang merusak bahkan menendang hidangan mereka. Sampai, aparat pun diperbudak oleh Jin untuk mengejar dan menangkap pelakunya.


Di Lokasi lain, disebut tempat jin buang anak. Lokasinya sepi, jauh, kawasan hutan, banyak bekas lobang tambang. Disebut lokasi tempat jin buang anak, maka jin pun marah.


Mereka menggerakkan juru bicaranya, untuk marah-marah. Menggerakkan demo bayaran yang dibiayai oleh Jin. Jin tersinggung, anaknya dibuang ditempat sepi, apalagi kalau sampai dibuang di lobang-lobang bekas tambang.


Aparat pun dibawah kendali jin dikerahkan. Yang menyinggung jin ditangkap. Jin merasa kesal, anaknya dibuang di tempat sepi, padahal selama ini dia happy bersama manusia di klub dan tempat hiburan malam, bahkan bersama pejabat ikut rapat untuk mengkorupsi harta milik rakyat.


Entahlah, manusia sudah diperbudak oleh jin. Sehingga, harus tersinggung untuk dan atas nama jin. Mungkin saja, sudah siap menjadi bahan bakar neraka, yang berasal dari batu, jin dan manusia.


Urusan yang penting tidak dianggap penting, justru sibuk membela kepentingan jin. Kepentingan manusia untuk taat, hanya menyembah Allah SWT, menjauhi sirik dan menyembah selain Allah SWT dianggap remeh.


Urusan kerugian rakyat akibat proyek yang hanya menguntungkan oligarki tidak dibahas. Urusan kerusakan lingkungan, potensi bencana hingga masalah sosial, tidak didiskusikan.


Perbincangan ditengah masyarakat menjaga tidak berkelas. Hanya ngurusi jin buang anak. Padahal, pada saat yang sama ada pesta oligarki yang sedang asyik memakan daging rakyat, meminum darah rakyat dan mandi dengan keringat rakyat.


Mereka, para oligarki tertawa terbahak-bahak. Jin buang anak, melalaikan umat dari kejahatan mereka, kaum oligarki yang ambil untung diatas penderitaan rakyat. 


Luar biasa, kaum oligarki inilah, biang kerok dari segala kesemrawutan di negeri ini. Mereka, bertopeng muka pejabat, walaupun sebenarnya mereka adalah serigala lapar, yang memakan daging rakyat tanpa menunggu menjadi jasad. Mereka, pemakan daging hidup, tertawa diatas tangisan dan penderitaan rakyat. [].


Oleh: Ahmad Khozinudin

Sastrawan Politik


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :