101 Tahun Tanpa Khilafah, Aktivis Muslimah: Bukti Sejarah Kebaikan Khilafah Tak Bisa Ditutupi - Tinta Media

Senin, 28 Februari 2022

101 Tahun Tanpa Khilafah, Aktivis Muslimah: Bukti Sejarah Kebaikan Khilafah Tak Bisa Ditutupi

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1nYrYrtNQtFnuQAES63b5yviDPXvtFBMe

Tinta Media - Merefleksi 101 tahun tanpa khilafah, Aktivis Muslimah Iffah Ainur Rochmah menjelaskan, bukti sudah terpampang dan jejak sejarah tidak bisa ditutupi.

"Apakah ada bukti ketika Islam diterapkan ketika pemerintahan islam ditegakkan ada kebaikan untuk kaum muslimin? Nah bukti sejarah sudah terpampang dan jejak sejarah juga tidak bisa ditutupi sekalipun sebagian memang berusaha dikuburkan dan disimpangkan," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (23/2/2022).

Ia merinci bukti-bukti penerapan Islam dalam sistem pemerintahan islam.

"Jadi kita bicara tentang kemajuan secara ekonomi, itu ada. Kemajuan secara intelektualitas yakni di bidang pendidikan, kemudian kemajuan manusia dalam peroleh kehidupan sosial yang harmonis, tidak banyak konflik, atau tidak ada diskriminasi di tengah-tengah masyarakat, bahkan wabah-wabah yang hari ini menimpa manusia dalam kehidupan sosialnya, yakni wabah kekerasan, wabah kekerasan sexual terhadap perempuan, wabah kekerasan dalam rumah tangga, semua itu tidak kita dapati dalam jejak sejarah penerapan sistem islam sepanjang 13 abad," bebernya.

Menurutnya, selama 13 abad pemberlakuan sistem khilafah telah memberikan gambaran bahwa sistem ini adalah sistem terbaik yang bisa dicatat oleh manusia, karena tidak ada peradaban lain baik itu kapitalisme, sosialisme, atau kemudian peradaban-peradaban sebelumnya, peradaban Persia yang Zoroasterian (penyembah api), ataupun peradaban Romawi yang diagung-agungkan banyak menghasilkan kemajuan-kemajuan fisik yang kemudian bisa menandingi kemajuan yang bisa diraih oleh peradaban islam di era tegaknya Khilafah.

"Tentu kita tidak memungkiri ada pasang surut peradaban islam, ada juga masa-masa kemunduran kaum muslimin, ketika memberlakukan Islam ini, yakni ada kesalahan praktik atau implementasi Islam, ada pelaksana-pelaksana yang tidak kompeten atau pun tidak sepenuhnya menjalankan hukum-hukum-hukum Islam, tapi semua itu tidak bisa menutup gambaran umum bahwa pemberlakuan sistem Islam adalah sistem terbaik yang bisa dicatat oleh umat manusia," paparnya.

Ia menilai dibutuhkan kesadaran kaum muslimin untuk mengembalikan tegaknya kembali sistem islam.

"Bagaimana bisa mengembalikan tegaknya sistem Khilafah atau sistem Islam? Tentu saja membutuhkan kesadaran kita semua, khususnya kaum muslimin bahwa kembali kepada sistem Islam itu merupakan kefardhuan dan karena itu ketika hari ini belum ada maka kita harus mengikhtiarkannya," ungkapnya.

Adapun langkah atau upaya yang harus ditempuh untuk menegakkan kembali sistem islam, Ia merincinya sebagai berikut.

"Kita mengikhtiarkannya dengan cara apa? Bukan dengan mengangkat senjata, atau bukan dengan memaksakan kehendak agar sistem ini diberlakukan, tapi adalah dengan menyebarkan kesadaran bahwa sistem ini adalah sistem yang berasal dari Allah yang akan menyelamatkan kaum muslimin dari persoalan-persoalan hidupnya di dunia, maupun akan memberikan keselamatan untuk kehidupan di akhirat, membangun kesadaran bahwa sistem islam ini memang mampu menyelesaikan persoalan itu, bisa kita jelaskan dengan menggambarkan rincian bagaimana hukum-hukum syariat dan mencontohkan, mengingat kembali bagaimana dulu sejarah telah menunjukkan pemberlakuan hukum-hukum syariat ini untuk menyelesaikan berbagai persoalan," urainya.

Menurutnya, itu adalah PR seluruh umat Islam, dan mengajak untuk menempuh beberapa langkah demi tegaknya kembali sistem Khilafah.

"Karena itu, ini adalah PR bagi kita semua. 101 tahun kita tidak memiliki Khilafah, di bulan Rajab ini, mari kita memperbanyak untuk mengenalkan gambaran sistem islam, dan mari memperbanyak untuk mendorong kaum muslimin semuanya untuk meyakini bahwa sistem ini adalah sistem yang akan menyelamatkan kita dunia akhirat. Demikian juga mari kita menyosialisasikannya lebih luas, sehingga umat manusia juga punya harapan bahwa mereka bisa memiliki sebuah kehidupan atau tata pemerintahan, tata dunia yang berkeadilan, yang tidak mendiskriminasi satu golongan dengan golongan yang lain atau kemudian memenangkan satu kelompok dan mengalahkan kelompok besar lainnya, dan menghilangkan bermacam-macam wabah, wabah sosial, wabah kekerasan, dan pandemi-pandemi yang hari ini masih menimpa umat manusia," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :