UIY: Rezim Saat Ini Lebih Parah dari Sebelumnya, Tak Pernah Ramah Terhadap Islam - Tinta Media

Sabtu, 01 Januari 2022

UIY: Rezim Saat Ini Lebih Parah dari Sebelumnya, Tak Pernah Ramah Terhadap Islam


Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto mengatakan bahwa rezim saat itu lebih parah dari sebelumnya, tidak pernah ramah terhadap Islam.

"Dalam beberapa hal, rezim sekarang itu jauh lebih parah dari sebelumnya," tuturnya pada acara Fokus: Refleksi Keumatan 2021, Ahad (26/12/2021) di kanal YouTube UIY Official Channel.

Menurutnya, jika rezim sebelumnya hanya menangkapi aktivis, tidak pernah menyentuh Islamnya, maka rezim sekarang langsung menyentuh kepada Islam. “Mereka ingin membuat Islam seperti yang mereka mau, yang disebut dengan moderasi Islam atau moderasi agama,” ujarnya.

UIY menilai, moderasi yang digagas oleh pemerintah saat ini semakin tidak masuk akal. "Orang dinilai moderat atau tidak itu dikaitkan dengan simbol-simbol  radikal.  Misalnya, dia itu alumni 212 atau bukan?” sesalnya.

“Padahal aksi 212 yang pertama, itu kan shalat Jumat. Masak orang gak boleh shalat Jumat?" imbuhnya.

Di samping itu, lanjut UIY, rezim juga bertindak lebih jauh yakni mengakses akun, tokoh bahkan follower tweeter orang yang dituduh radikal. “Sampai begitu rupa rezim ini bertindak. Itu adalah indikasi-indikasi simbolik yang jauh dari substansi yang sebenarnya. Orang bisa saja mem-follow siapa saja. Belum tentu mengikuti pikiran dia. Nah, itu terjadi sekarang ini," ujarnya.

Menurutnya, kezaliman saat ini sudah begitu rupa. Seolah-olah negeri ini sedang gawat darurat menghadapi radikalisme. "Padahal, radikalisme adalah perspektif, bukanlah fakta dari sebuah problem yang nyata," katanya.

Kendati demikian, meskipun rezim telah melakukan berbagai upaya untuk menekan Islam, namun menurut UIY, kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh rezim. "Setiap kali usaha untuk menekan Islam, rezim menyangka Islam bakal bubar. Tapi yang terjadi seperti hukum Archimedes, semakin ditekan, maka tekanan baliknya semakin besar. Atau dengan kata lain seperti balon, ditekan di sini menonjol di sana. Tetapi hal itu terus saja terjadi," pungkasnya.[] Nur Salamah






Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :