Tinta Media - Direktur Siyasah Institute Iwan Januar mengungkap, tanda-tanda pelaku yang mengikuti tren unboxing pengantin wanita. “Tren Unboxing Pengantin Wanita menunjukkan tiga hal,” tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (16/1/2022).
Pertama, kejahilan pelakunya yang tidak paham hukum seputar aurat dan privasi kehidupan rumah tangga. “Padahal dalam ajaran Islam sudah jelas batasan aurat pria dan wanita juga pada siapa saja seorang Muslimah menanggalkan pakaian luarnya. Juga pakaian apa yang harus digunakan saat berada di luar rumah dan bertemu lelaki ajnabi/asing,” ujarnya.
“Tren perilaku negatif menandakan banyak Muslim Muslimah yang jahil, dalam artian mereka mungkin belum tahu hukum-hukum ini, atau kedua sudah tahu tapi tetap melakukan juga menandakan mereka melecehkan ajaran agamanya sendiri,” tambahnya.
Kedua, menurutnya, ini juga tanda pelaku, terutama pihak suami adalah lelaki dayuts atau saqur, tidak punya cemburu bila aurat istrinya dilihat lelaki asing. “Bahkan si suami sendiri yang mempersilakan lelaki asing melihatnya dan jadi tontonan jutaan orang.
Lelaki seperti ini sebenarnya tidak layak dijadikan suami karena tidak melindungi kehormatan istrinya. Lelaki dayuts itu haram mencium wanginya surga,” tegasnya.
Ketiga, tren ini juga tanda umat Muslim masih ada yang mau saja jadi budak peradaban Barat yang tidak punya batasan menjaga kehormatan. “Mereka berprinsip liberalisme, my body is my right. Padahal dalam hidup ini tidak ada prinsip kebebasan, apalagi bagi seorang Muslim yang harusnya taat pada aturan Islam yang mulia,” sesalnya.
Ia menyayangkan, para pelaku justru memilih menjadi budak peradaban Barat yang hina dan murahan, terutama merendahkan kaum perempuan. “Apalagi ini istrinya sendiri,” pungkasnya.[]Raras