Tinta Media - Sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan menjadi lahan subur bagi tumbuhnya orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Hal ini niscaya, sebab fitrah yang melekat pada manusia itu lemah. Kelemahan itu sangat nyata manakala ia berhadapan dengan masalah. Baik masalah ekonomi, politik, pendidikan, hukum, pergaulan ataupun masalah sosial lainnya.
Sistem sekuler tidak memiliki konsep yang benar yang bisa menutup celah kelemahan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut . Baik masalah keyakinan ataupun masalah yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia.
Sistem ini tidak memberikan sandaran yang kokoh pada manusia dalam menyelesaikan masalahnya. Sebaliknya sandaran yang diberikan adalah sandaran yang rapuh, karena penyelesaiannya bersumber dari akal manusia yang serba lemah.
Mirisnya, hari ini banyak manusia baik Muslim maupun non muslim justru mengambil sandaran penyelesaian masalahnya pada sistem sekuler ini. Gaya hidup hedonis, materialistis, serba bebas menjadi gaya hidup. Akibatnya bisa ditebak, saat kenyataan hidup tak seindah yang dibayangkan ia mudah mengalami gangguan masalah mental, kejiwaan, maupun sosial. . Tak pandang usia, tak pandang status sosial.
Kita sering mendengar, anak SD bunuh diri hanya karena tak memiliki seragam, atau orang tuanya belum membayar SPP di sekolahnya, atau merasa tidak secerdas teman lainnya.
Banyak remaja yang mencoba bunuh diri hanya karena putus cinta, atau mengalami bullying dari temannya. Merasa minder hanya karena tak secantik teman-temannya.
Banyak manusia stres karena beban hidup yang menghimpitnya. Beban ekonomi, beban pendidikan anak-anak, beban kebutuhan hidup yang serba sulit. Suami atau istri tega menyakiti bahkan membunuh pasangannya hanya karena masalah ekonomi atau cemburu.
Seorang ibu tega menganiaya anaknya hanya karena sulit diajari mata pelajaran tertentu dan lain sebagainya.
Satu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, jumlah orang yang mengalami gangguan mental, gangguan kejiwaan ini semakin hari semakin meningkat. Semestinya ini menjadi renungan, apakah kita akan membiarkan masyarakat sakit selamanya?.
Seharusnyalah kita mencari jalan yang berbeda dengan jalan sekuler agar orang dengan gangguan mental atau ganguan jiwa ini tak semakin bertambah. Jalan itu tak lain adalah jalan Islam.
Islam menanamkan keyakinan pada manusia bahwa Allah SWT sangat mengetahui makhluknya yang bernama manusia itu lemah. Ia butuh sandaran kokoh agar kuat dalam mengarungi kehidupan. Karenanya Allah menurunkan risalah-Nya untuk mengatur hidup manusia sebagai sandaran yang kokoh agar dalam kondisi apapun ia tetap sehat mental.
Islam memberikan konsep hidup bahwa keberadaan manusia di dunia ini untuk beribadah pada Allah, untuk taat pada-Nya. Ketaatan inilah yang akan menjamin hidupnya bahagia dunia akhirat.
Islam memberikan aturan baik yang berkaitan dengan keyakinan ataupun hubungan dengan sesama manusia dengan konsep yang benar.
Secara kolektif sistem Islam memberikan aturan yang lengkap tentang ekonomi, pendidikan, pergaulan, hukum, kenegaraan, politik luar negeri. Jika aturan itu diterapkan akan menyelesaikan masalah manusia dengan adil tanpa menimbulkan masalah lain. Dengan aturan ini kedzaliman bisa dicegah, hingga tak menimbulkan banyak masalah di tengah kehidupan manusia.
Secara individual Islam memberikan panduan pada manusia agar jangan pernah lepas dengan tali Allah. Islam memberikan panduan agar manusia dimanapun ia berada, selalu merasakan kehadiran Allah SWT. Allah tempat mencurahkan segala kegalauan hidup. Allah yang Maha Kuat, Allah yang Maha Menolong. Allah tidak mungkin mendzalimi hamba-Nya.
Dengan keyakinan seperti itu, manusia tidak akan mudah stres, terkena gangguan mental, gangguan jiwa apalagi sampai bunuh diri.
Karena ia yakin apapun yang menimpa dirinya selama bersandar pada Allah semuanya akan menjadi kebaikan. Inilah yang digambarkan oleh Rasulullah SAW. “Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya. Dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR Muslim).
Oleh: Irianti Aminatun
Sahabat Tinta Media