SERUAN GENOSIDA, MUSLIM INDIA TERANCAM - Tinta Media

Senin, 24 Januari 2022

SERUAN GENOSIDA, MUSLIM INDIA TERANCAM

Seorang biksu Hindu di India melakukan provokasi dengan melakukan seruan genosida kepada muslim India. Akankah India menjadi Rohingya kedua?

Tinta Media - Propaganda anti Muslim yang dilakukan seorang biksu Budha Ashin Wirathu pada 2003 berujung terbunuhnya 10 orang muslim di Myanmar. Wirathu yang menyimpan dendam terhadap Muslim, merupakan salah satu biang kerok terhadap kerusuhan dan pertikaian yang menyebabkan ratusan Muslim Rohingya selama bertahun-tahun mengalami genosida. Wajahnya menjadi sampul depan majalah Times pada 2013 dengan judul The Face of Buddhist Terror.

India, sebuah negara yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, belakangan mulai terjadi berbagai aksi menebar kebencian kepada Islam. Hal ini jelas memunculkan rasa was-was di kalangan Muslim India, apalagi Islam hanyalah agama minoritas di sana. Diskriminasi dan penganiayaan agama dilaporkan kerap terjadi sejak partai yang dipimpin petahana Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa.

Salah satu aksi menebar kebencian kepada Muslim dilakukan biksu Hindu Yati Narsinghanand Giri. Giri yang telah menyerukan genosida kepada Muslim India telah ditangkap oleh kepolisian India. Tuduhan menghasut kekerasan berdasarkan agama didakwakan kepadanya. Seruan tersebut disampaikan Giri pada saat pertemuan pendukung sayap kanan. Tak hanya kali ini saja Giri menyebar ujaran kebencian yang ditujukan kepada muslim India. Desember 2021, Giri dan pemimpin keagamaan Hindu lainnya mengadakan pertemuan di Haridwar, kota suci di negara bagian Uttarakhand. Pada pertemuan tersebut Giri meminta umat Hindu mempersenjatai diri untuk sebuah genosida terhadap umat muslim.

Apa yang dilontarkan biksu Hindu di berbagai kesempatan adalah sebuah bentuk provokasi yang harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah India. Jika tidak, pembunuhan besar-besaran terhadap muslim akan terjadi di India. Seperti pada kasus Rohingya, Myanmar.

Gregory Stanton dalam pengarahan dengan Kongres Amerika Serikat mengatakan tanda dan proses awal genosida di beberapa wilayah India sudah mulai terlihat. Seperti yang terjadi di wilayah Assam dan Kashmir. Pendiri sekaligus Direktur Genocide Watch melanjutkan pernyataannya bahwa genosida bisa saja terjadi di India. Menurut Stanton, genosida bukanlah sebuah peristiwa akan tetapi sebuah proses yang timbul dari kebijakan diskriminatif yang dilakukan Perdana Menteri India Narendra Modi. 

Kebijakan diskriminatif antara lain pencabutan status otonomi khusus Kashmir dan Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan yang dikeluarkan tahun 2019. UU Amandemen Kewarganegaraan memberikan kewarganegaraan kepada pemeluk minoritas agama namun ada pengecualian jika minoritasnya adalah umat Islam. Hal serupa juga pernah dilakukan Myanmar pada 2017 dengan mengeluarkan kebijakan diskriminatif pada Muslim Rohingya. Muslim Rohingya, untuk pertama kalinya secara hukum dinyatakan bukan warga negara. Setelah itu terjadilah pengusiran yang disertai tindak kekerasan dan genosida.

Sebagai mantan dosen studi genosida dan pencegahan di Universitas George Mason di Virginia, Stanton khawatir kesamaan skenario ini kemungkinan akan diterapkan di India. Ia melihat ada kemiripan plot antara apa yang terjadi di Myanmar dan India. Perdana Menteri Modi dari Partai Bharatiya Janata (BJP)  dinilai Stanton adalah ekstremis yang telah mengambil alih pemerintahan.

Serangan terhadap minoritas dan tidak adanya hukuman segera dan keras dari pemerintah, telah membuat para ekstremis Hindu semakin berani. Sikap pemerintah India yang seperti ini dinilai para pakar sebagai bentuk dukungan secara diam-diam.

Apa yang terjadi di India tidak boleh dipandang remeh oleh kaum muslim seluruh dunia. Jangan sampai muslim India mengalami kondisi serupa muslim Rohingya. Seruan genosida tersebut jelas membuat keselamatan dan keamanan muslim India terancam. Maka, umat muslim di seluruh dunia harus mendorong para pemimpin di negerinya untuk mengecam dan memperingati India agar ancaman genosida tidak terbukti. Umat Islam harus mendorong agar India mampu memberi jaminan keamanan dan keselamatan bagi muslim India. Kewajiban saling menjaga antar sesama muslim sesuai dengan hadits dari Nabi SAW.

“Sungguh (sebagian) mukmin kepada (sebagian) mukmin lainnya seperti bangunan, yang menguatkan sebagian dengan sebagian lainnya.” Dan beliau menyilangkan jari-jarinya.(HR. Bukhari dan Muslim).

"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya." (HR. Bukhari) Wallahu’alam

Oleh: Ummu Haura’ 
Aktifis Dakwah


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :