Tinta Media - Berbicara mengenai cengkeraman oligarki di Indonesia, Pengamat Kebijakan Publik Dr. Muhammad Said Didu, M. Eng. menyatakan bahwa oligarki saat ini sudah mahasempurna.
“Oligarki di Indonesia saat ini sudah mahasempurna. Kun Fayakun. Jadi (maka) jadilah,” tuturnya dalam Outlook 2022; Kuasai Korporasi dan Cengkeraman Oligarki, Sabtu (01/01/2022) di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.
Menurut pengamat yang dijuluki Manusia Merdeka tersebut, setidaknya ada dua hal yang menunjukkan kemahasempurnaan oligarki tersebut, yaitu:
Pertama, apakah masuk akal, seorang pejabat publik melihat rakyatnya sedang menghadapi maut, masih berpikir membentuk perusahaan di bisnis maut tersebut? "Punya niat saja, menurut saya rasa kemanusiaannya tidak ada," tegas Didu.
Dalam acara tersebut, ia juga mengatakan bahwa semestinya pejabat publik itu memiliki etika. "Bagi saya, seorang pejabat yang melanggar etika, itu nilainya nol, bahkan minus di depan saya. Meski alasannya untuk membela apa pun, tidak masuk akal," ungkapnya.
Kedua, bagaimana logikanya semua caleg yang gagal, dicarikan tempat di BUMN? Seakan-akan, kasta tertinggi di Indonesia yang bisa mendapatkan pekerjaan adalah orang di partai politik. "Kalau kau gagal jadi caleg, maka kau jadi pengusaha yang dapat fasilitas. Kalau gagal lagi, dapat komisaris BUMN," ujar Didu.
Lebih tegas, Didu mempertanyakan, bagaimana BUMN tidak hancur, menjadi caleg saja gagal, ini malah menjadi komisaris BUMN. "Bagaimana logikanya, seorang gitaris menjadi Komisaris Telkom? Logikanya mana? Itu tidak masuk akal sama sekali. Saya pikir, itulah puncak oligarki," tegas Didu.[] Ida Royanti