Tinta Media - Terkait dengan perjuangan politik kaum Muslimin di Amerika dan Eropa, Pakar Politik Internasional, Budi Mulyana MA, menilai minoritas Muslim Barat tidak bisa berjuang melalui jalan demokrasi.
“Memperjuangkan Islam melalui demokrasi akan sampai pada suatu titik bahwa Islam yang diperjuangkan itu akan bertentangan dengan nilai demokrasi. Karena secara prinsipil masing-masing memang berbeda. Oleh karena itu memperjuangkan Islam kaffah melalui jalan demokrasi tidak akan sampai pada tujuan,” paparnya dalam acara Focus Live Refleksi Dunia Islam 2021, Ahad (2/1/2022) di kanal YouTube UIY Official.
Menurutnya, demokrasi sebagai sebuah sarana untuk bisa menyalurkan partisipasi ini membuktikan ada ruang harapan. Persoalannya terletak pada ‘apa yang ingin diperjuangkan’ oleh umat Islam dengan jalan demokrasi ini.
“Kalau sekedar partisipasi tetapi masih dalam kerangka sekulerisme kapitalisme Barat, tentu ya hanya sampai batas itu yang bisa diperjuangkan oleh umat Islam,” tuturnya.
Tapi, lanjutnya, kalau yang diinginkan adalah perjuangan Islam kaffah yang tentunya dalam konteks civilitation yang face to face bertentangan dengan nilai-nilai Barat, ini tidak pernah bisa disatukan karena berbeda secara diametral.
“Maka memperjuangkan Islam dengan cara demokrasi nanti akan sampai pada suatu titik bahwa Islam yang diperjuangkan itu bertentangan dengan nilai demokrasi. Karena secara prinsipil masing-masing berbeda. Oleh karena itu memperjuangkan Islam dengan cara demokrasi tidak akan sampai pada tujuannya,” jelasnya.
Artinya, lanjut Budi, umat islam masih bisa diterima dengan cara-cara demokrasi ketika memang nilai-nilai Islam yang diperjuangkan itu masih kompatibel dengan nilai-nilai Barat. Tapi kalau ada nilai Islam yang dianggap bertentangan, tentu Barat tidak akan segan mencegah Islam itu berkuasa.
“Inilah yang kita lihat dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Apa yang terjadi di Aljazair dengan FIS, Mesir dengan Ikhwanul Muslimin pasca Arab Spring, menjadi bukti” tuturnya.
Budi melanjutkan, ketika Mursi terpilih menjadi Presiden secara demokratis, kemudian dikudeta dengan cara yang tidak demokratis, Barat membiarkannya. Artinya Barat akan membiarkan upaya penggulingan atau kudeta yang kata mereka tidak demokratis selama itu bisa mencegah islam untuk diterapkan.
“Itu yang harus menjadi pelajaran bagi umat Islam bahwa Barat tidak pernah membiarkan Islam itu berkuasa yang kekuasaanya akan mengeliminasi demokrasi,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun