Refleksi Dunia Islam 2021, Pakar: Minoritas Muslim Barat Tak Bisa Berjuang Lewat Demokrasi - Tinta Media

Kamis, 06 Januari 2022

Refleksi Dunia Islam 2021, Pakar: Minoritas Muslim Barat Tak Bisa Berjuang Lewat Demokrasi

Tinta Media - Terkait dengan perjuangan politik kaum Muslimin di Amerika dan Eropa, Pakar Politik Internasional, Budi Mulyana MA,  menilai minoritas Muslim Barat tidak bisa berjuang melalui jalan demokrasi.

“Memperjuangkan Islam melalui  demokrasi  akan sampai pada suatu titik bahwa Islam yang diperjuangkan itu akan bertentangan dengan  nilai demokrasi. Karena  secara prinsipil masing-masing memang berbeda. Oleh karena itu memperjuangkan Islam kaffah melalui jalan demokrasi  tidak akan sampai pada tujuan,” paparnya dalam acara Focus Live Refleksi Dunia Islam 2021, Ahad (2/1/2022) di kanal YouTube UIY Official.

Menurutnya, demokrasi sebagai sebuah sarana untuk bisa menyalurkan partisipasi ini membuktikan ada ruang harapan.  Persoalannya  terletak pada ‘apa yang ingin diperjuangkan’ oleh umat Islam dengan jalan demokrasi ini.

“Kalau sekedar partisipasi tetapi masih dalam kerangka sekulerisme kapitalisme Barat,  tentu ya hanya sampai batas itu yang  bisa diperjuangkan oleh umat Islam,” tuturnya.

Tapi, lanjutnya,  kalau yang diinginkan adalah perjuangan Islam kaffah yang tentunya dalam konteks civilitation yang face to face  bertentangan dengan nilai-nilai Barat, ini tidak  pernah bisa disatukan karena  berbeda secara diametral.

“Maka memperjuangkan Islam dengan  cara demokrasi nanti akan sampai pada suatu titik bahwa Islam yang  diperjuangkan itu bertentangan dengan nilai demokrasi. Karena  secara prinsipil masing-masing  berbeda. Oleh karena itu memperjuangkan Islam dengan cara  demokrasi tidak akan sampai pada tujuannya,” jelasnya.

Artinya, lanjut Budi,  umat islam masih bisa diterima dengan cara-cara  demokrasi ketika memang nilai-nilai Islam yang  diperjuangkan itu masih  kompatibel dengan nilai-nilai Barat. Tapi kalau ada nilai Islam yang  dianggap bertentangan, tentu Barat tidak akan segan  mencegah Islam itu berkuasa.

“Inilah yang kita lihat dengan  peristiwa-peristiwa sebelumnya.  Apa yang  terjadi di Aljazair dengan FIS, Mesir dengan Ikhwanul Muslimin pasca Arab Spring, menjadi bukti” tuturnya.

Budi melanjutkan, ketika Mursi terpilih menjadi Presiden  secara demokratis, kemudian dikudeta dengan cara yang tidak demokratis,  Barat membiarkannya. Artinya Barat akan membiarkan upaya penggulingan atau kudeta yang kata mereka  tidak demokratis selama  itu bisa mencegah islam untuk diterapkan.

“Itu yang harus  menjadi pelajaran bagi umat Islam bahwa  Barat tidak pernah membiarkan Islam itu berkuasa yang  kekuasaanya akan mengeliminasi demokrasi,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun






Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :