Tinta Media - Merefleksi dunia Islam 2021, Pakar Hubungan Internasional, Budi Mulyana MA, menilai harus ada perubahan konstelasi global untuk menyelesaikan masalah Palestina.
“Harus ada perubahan kontelasi global kalau memang ingin menyelesaikan Palestina. Karena dulu pun Israel hadir akibat perubahan konstelasi global,” ungkapnya di acara Focus Live: Refleksi Dunia Islam 2021, Ahad (2/1/2022) di kanal YouTube UIY Official.
Menurutnya, konflik Palestina-Israel tidak bisa lepas dari perubahan konstelasi global. Bukan hanya sekedar dibaca dalam konteks Palestina-Israel.
“Kita tahu hadirnya Yahudi di bumi Palestina yang kemudian mendirikan negara Yahudi Israel itu kan buah dari janji adidaya saat itu,” jelasnya.
Saat itu, papar Budi, Inggris menjanjikan tempat bagi Yahudi. Kemudian Inggris menghancurkan kekuatan penjaganya yaitu kekhilafahan Turki Utsmani. Terjadilah Perang Dunia I, Turki kalah serta melahirkan perjanjian internasional yang salah satunya melepaskan wilayah-wilayah di luar Turki dan kemudian diberikan kepada negara pemenang perang yaitu Inggris dan Perancis .
“Akhirnya Palestina di bawah otoritas Inggris. Inggris kemudian melakukan proses migrasi Yahudi besar-besaran. Jadi keberadaan Yahudi ini adalah sebuah konspirasi global, agenda global, ada negara besar di balik itu. Bukan hanya sekedar dilihat dari peristiwa Palestina-Israel saja,” bebernya.
Termasuk juga, lanjut Budi, pasca kekuatan global ini diambil alih oleh Amerika Serikat pada Perang Dunia II, Amerika melanjutkan apa yang dilakukan Inggris. “Inggris itu bidannya sementara Amerika pengasuhnya sampai sekarang,” terangnya.
Makanya Amerika kemudian berupaya mempertahankan eksistensi Israel di kawasan. Dan menjadi prestasi bagi Donald Trump menormalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel, yg diikuti Uni Emirat Arab, dan Bahrain. “Bahkan Indonesia juga didorong melakukan normalisasi. Siapa dibalik itu? Tentu Amerika. Pertanyaanya kenapa Amerika? Berarti masalah Palestina-Israel bukan sekedar masalah mereka, tapi ada negara-negara adidaya yg bermain di sana,” tambahnya.
Budi menilai bahwa Mesir dan Yordania menjadi dua pilar penjaga Israel. Padahal kita tahu dua negara ini adalah negeri muslim. Tapi kenapa mereka membuka hubungan diplomatik awal-awal dengan Israel.
Bahkan menurut Budi, Mesir itu sampai tidak boleh dikuasi oleh umat Islam, padahal mereka menang secara sah dengan mekanisme pemilu.Ketika dikudeta secara militer mereka mengamini dan justru mengakui pemerintahan kudeta Abdul fatah As Sisi. “Demi apa? demi mempertahankan penjaga Israel, karena Mesir adalah negara yang mendapatkan bantuan militer terbesar di Timur Tengah dari Amerika untuk menjaga Israel,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut Budi, harus ada perubahan kontelasi global kalau memang ingin menyelesaikan Palestina. Karena dulu pun Israel hadir akibat perubahan konstelasi global yaitu runtuhnya Khilafah. Wilayah itu jatuh ke Inggris, kemudian Inggris mempersilahkan Israel untuk masuk.
Realitasnya sekarang seolah-olah semua didorong untuk mengakui Israel saja. Jadi road mapnya solusi dua negara. Dan ini tentu sangat tidak sesuai dengan syariat Islam. “Makanya memang harus diubah konstelasi globalnya,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun