Tinta Media - Pakar Hubungan internasional Budi Mulyana MA. mengungkapkan setidaknya ada empat catatan penting terkait dunia Islam sepanjang tahun 2021.
“Dalam catatan saya setidaknya ada empat catatan penting,” ungkapnya dalam acara Focus Live Refleksi Dunia islam 2021, Ahad (2/1/2022) di kanal YouTube UIY Official.
Pertama, problem Timur tengah yang tak kunjung selesai terutama persoalan Palestina. “Yang menjadi isu adalah Muslim di Palestina yang hampir sepanjang tahun mengalami penindasan dan selalu ada kasus yang muncul setiap tahun,” tuturnya.
“Harusnya ini menjadi catatan bagi kita apa akar masalahnya. Peristiwa ini akan terus muncul selama akar masalahnya tidak diselesaikan,” jelasnya.
Kedua, naiknya kembali Taliban ke tampuk kekuasaan. “Ini menjadi perhatian masyarakat internasional, bahkan menjadi perbincangan dimana-mana seolah ini sesuatu yang tiba-tiba. Tapi kalau kita perhatikan langkah-langkah yang terjadi di Asia Tengah bukan sesuatu yang sifatnya instan,” paparnya.
Ia melihat hal ini terkait dengan janji Presiden Amerika Serikat sejak Obama, Trump, Biden yang direalisasi untuk penarikan mundur dan ada kesepakatan-kesepakatan untuk melakukan restrategi di Afghanistan. “Akhirnya Taliban bisa dengan mulus menguasai kembali Afghanistan pasca ditinggalkan Amerika,” ungkapnya.
Ketiga, krisis masih terjadi di berbagai negeri Islam. “Di Yaman terjadi perang saudara yang menimbulkan krisis kemanusiaan sebagai refleksi dari proxy war antara pengaruh Amerika dan Inggris. Kemudian di Suriah, India masih terjadi masalah terhadap kaum Muslimin,” bebernya.
Keempat, menguatnya isu moderasi di dunia Islam yang langsung menohok jantungnya umat Islam Arab Saudi. Kita disajikan dengan luar biasa proses sekulerisme. “Dibukanya pantai yang bisa membuka aurat, konser yang penuh ikhtilat,” ujarnya.
“Semestinya ini menjadi keprihatinan bagi kita. Tapi harus juga membuat umat Islam berfikir, kenapa kita sampai sedemikian lemahnya. Sampai pada titik-titik yang seharusnya kita jaga, kita hormati mendapatkan perlakuan seperti itu,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun