Tinta Media - Pengamat Ekonomi Dr. M. Rizal Taufikurahman mengatakan, rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, bukan permasalahan inti negara ini.
“Pindah ibu kota bukan permasalahan inti dari negara ini khususnya untuk pembangunan ekonomi,” ujarnya dalam Kabar Petang: Problem Serius Pindah Ibu Kota, Kamis ( 20/1/2022), di kanal YouTube Khilafah News.
Rizal menilai, pembangunan ekonomi pertumbuhannya stagnan. “Fiskal terbatas ditengah pandemi sekarang. Utang dimungkinkan akan mencapai 1000 Triliun tahun ini. Artinya memang kondisi ekonomi kita juga masih rentan. Apalagi kondisi pandemik yang memang keterbatasan fiskal kita juga sangat berat,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan ketika memindahkan ibu kota. Pertama, ketepatan waktu pemindahan ibu kota. Kedua, urgensi pemindahan ibu kota. Ketiga, berkaitan dengan pembiayaan pemindahan.
“Apakah cukup efektif mengandalkan swasta, padahal ibu kota negara ini adalah bukan membangun simpul ekonomi, bukan membangun satu bab ekonomi baru yang kuat, tetapi pemindahan pemerintahan dan administrasi negara,” jelasnya.
Menurutnya, pemindahan ibu kota sama sekali tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perkonomian, baik jangka pendek maupun jangka panjang. “Karena kalau kita bicara pembinaan ibu kota itu adalah pemindahan aspek administrasi dan pemerintahan, maka ekonomi juga tidak menjadi konsentrasi betul,” tuturnya.
“Berbeda dengan membuat satu simpul ekonomi kawasan industri, kemudian didorong dengan berbagai fasilitas dan sarana prasarana, baru itu bisa meningkatkan kinerja ekonomi,” tambahnya.
Adapun alasan tujuan yang dibuat untuk pemindahan ibu kota, menurut pengamat ekonomi ini tidak akan tercapai tujuan.
“Mengapa? Karena pemindahan ibukota ini bukan dalam satu mainland, dalam satu daratan dengan ibukota lama. Jadi, dalam ekonomi ada istilah konekvisitas dan lingkage meng-create pertumbuhan ekonomi atau nilai tambah ekonomi itu ada dua aspek wilayah dan sektor,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu