Tinta Media - Buku berjudul: "Kritik terhadap Pemikiran Barat Kapitalis" beberapa waktu lalu diluncurkan. Buku terjemahan dari judul aslinya: Naqdu al Fikrul al Gharby ar Ra'sumaly ini mengungkap habis kerusakan pemikiran Barat dari tiga sisi sekaligus yakni ideologi, peradaban, dan tsaqafah.
Yang menarik, rusaknya pemikiran itu diungkap berdasarkan pandangan aqliyah, dan menggunakan referensi dari pustaka Barat sendiri.
Sebagaimana dikemukakan oleh Samuel Hutington, dalam bukunya The Class of Civilizations, satu ciri utama Barat, yang merupakan inti peradaban Barat, adalah pemisahan antara otoritas spiritual dan otoritas duniawi, yang berkontribusi besar terhadap perkembangan kebebasan di Barat.
Munculnya peradaban Barat 'modern' dilatarbelakangi oleh sejarah perseteruan Gereja dan para cendekiawan. Para pemikir di luar Gereja menentang absolutisme Gereja karena dianggap tidak sejalan dengan pemikiran yang berkembang. Singkat cerita, pertentangan yang tajam itu akhirnya menghasilkan kompromi, yakni pemisahan agama (Gereja) dan urusan duniawi. Gereja 'dikurung' dan tak boleh ikut serta mengurusi urusan manusia, kecuali dalam hal ibadah saja. Dari sinilah muncul paham sekularisme.
Manusia Barat melepaskan diri dari agama. Ingin bebas dan tak mau terikat dengan aturan Tuhan. Karenanya manusia berhak membuat aturan sendiri. Meski ini absurd, karena tidak mungkin menyatukan semua pikiran manusia, Barat memodifikasinya menjadi demokrasi. Jargonnya, suara rakyat adalah suara Tuhan. Tapi itu sekadar tipuan, karena faktanya demokrasi tidaklah menyuarakan suara rakyat secara keseluruhan tapi menjadi corong orang-orang kaya saja alias pemilik modal. Hasilnya, aturan yang dilahirkan mengikuti kehendak mereka.
Nah, fakta-fakta itu membuktikan bahwa sebenarnya paham-paham Barat itu rusak, tak sesuai fakta, dan tidak pas dengan fitrah manusia.
Lalu, mengapa umat Islam harus menolaknya? Islam berbeda dengan Nasrani (Katolik/Kristen). Islam memiliki aturan sendiri yang mutakhir dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam mampu menjawab perkembangan zaman, termasuk sains dan teknologi.
Di sisi lain, fakta menunjukkan penerapan sistem sekuler telah menghancurkan umat manusia. Yang kuat memakan yang lemah. Kerusakan terjadi di mana-mana, baik fisik karena kerakusan Barat dengan perangnya, maupun mental/sosial karena peradabannya.
Walhasil, ideologi kapitalisme bukanlah milik kaum Muslimin. Tidak layak diemban dan diperjuangkan. Kita punya ideologi yang tak ada tandingannya. Itulah ideologi Islam. Inilah ideologi yang akan menyelamatkan manusia di dunia, semuanya.
Islam inilah milik kita yang sejati. Bukan sekularisme. Bukan kebebasan. Bukan kapitalisme. Bukan demokrasi. Bukan individualisme. Buka mata Anda!
Oleh: Mujiyanto
Jurnalis