UIY: Represifme Islam Terjadi Sejak Orde Lama Hingga Kini - Tinta Media

Jumat, 31 Desember 2021

UIY: Represifme Islam Terjadi Sejak Orde Lama Hingga Kini


Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto mengatakan bahwa represifme terhadap Islam sudah terjadi sejak orde lama maupun orde baru hingga kini.

"Represifme terhadap Islam bukan hanya kali ini saja terjadi, sejak orde lama maupun orde baru juga terjadi," tuturnya pada acara Fokus: Refleksi Keumatan 2021, Ahad (26/12/2012) di kanal YouTube UIY Official Channel.

Menurutnya, berbagai upaya untuk menekan Islam dilakukan, namun kenyataannya tidak seperti yang diharapkan. Bukannya bubar, yang terjadi malah sebaliknya. "Setiap kali usaha untuk menekan Islam, rezim menyangka Islam bakal bubar. Tapi yang terjadi seperti hukum Archimedes, semakin ditekan, maka tekanan baliknya semakin besar. Atau dengan kata lain seperti balon, ditekan di sini menonjol di sana. Tetapi hal itu terus saja terjadi," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam beberapa hal, rezim sekarang jauh lebih parah dari sebelumnya. "Dalam beberapa hal, rezim sekarang itu jauh lebih parah dari sebelumnya. Kalau sebelumnya lebih kepada aktivis, aktivis ditangkapi, tetapi tidak pernah menyentuh Islamnya. Kalau sekarang langsung kepada Islamnya. Mereka ingin membuat Islam seperti yang mereka mau, yang disebut dengan moderasi Islam atau moderasi agama," ujarnya.

UIY menilai moderasi yang digagas oleh pemerintah saat ini semakin tidak masuk akal. Moderat tidaknya seseorang dikaitkan dengan simbol-simbol radikalisme. "Moderasi sekarang ini semakin tidak masuk akal. Orang dinilai moderat atau tidak dikaitkan dengan simbol-simbol  radikal.  Misalnya, dia itu alumni 212 atau bukan,  dan hal itu terjadi di banyak kantor. Padahal 212 yang pertama kan salat Jumat. Masak orang nggak boleh salat jumat. Di samping itu, ia mengakses akun siapa, tokoh apa, mem-follow tweeter siapa. Sampai begitu rupa rezim ini bertindak," paparnya.

UIY kembali menambahkan bahwa indikasi-indikasi simbolik tersebut jauh dari substansi yang sebenarnya. "Itu adalah indikasi-indikasi simbolik yang jauh dari substansi yang sebenarnya. Orang bisa saja mem-follow siapa saja, belum tentu mengikuti pikiran dia. Nah, itu terjadi sekarang ini," imbuhnya.

Terakhir, Cendekiawan Muslim ini menegaskan bahwa kezaliman saat ini begitu rupa. Seolah-olah negeri ini sedang gawat darurat menghadapi apa yang disebut dengan radikalisme. "Kezaliman saat ini memang begitu rupa. Seolah-olah negeri kita ini sedang gawat darurat menghadapi apa yang disebut dengan radikalisme. Seakan-akan negeri ini akan tenggelam dengan apa yang disebut dengan radikalisme. Padahal, radikalisme adalah perspektif, bukanlah fakta dari sebuah problem yang nyata," pungkasnya.[] Nur Salamah 


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :