Toleransi atau Sinkretisme? - Tinta Media

Kamis, 23 Desember 2021

Toleransi atau Sinkretisme?


Tinta Media - Berbagai fitnah dilakukan oleh para pembenci Islam yang ditujukan kepada kaum muslimin, terutama bagi mereka yang berpegang teguh pada agama, syariah sebagi jalan hidup, penerapan Islam kaffah sebagai solusi dalam seluruh aspek kehidupannya. 

Kemenag, di bawah Yaqut adalah di antara pihak yang paling gencar mengampanyekan isu moderasi agama, sebagai kelanjutan isu terorisme dan radikalisme yang tidak jelas juntrungannya, yang akhirnya menjadi berita yang usang dan sudah tidak laku. 

Paham moderasi agama adalah paham keagamaan (Islam) yang sesuai selera Barat, sesuai dengan nilai-nilai Barat yang sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Paham moderat ini sangat bertentangan dengan prinsip hidup kaum muslimin yang menghendaki penerapan syariah Islam secara kaffah. Barat mencitraburukkan kaum muslimin yang berislam kaffah dengan labelisasi "radikal", "fundamentalis", "ekstrimis", dll.

Salah satu pandangan pemahaman moderat adalah keterbukaan terhadap pluralisme, yaitu paham yang cenderung menyamakan semua agama. Kaum pluralis rajin mempromosikan toleransi beragama yang sering kebablasan, seperti ucapan selamat Natal, Perayaan Natal bersama, doa lintas agama, Salawatan di gereja, dll. 

Semua itu telah melanggar batas-batas akidah seorang muslim, mencampur adukkan yang hak dan yang batil. Nabi saw. telah memerintahkan umatnya untuk selalu waspada agar tidak tergelincir dalam kesesatan dengan mengikuti keyakinan dan perilaku para penganut agama lain. Beliau bersabda:

"Sungguh, engkau akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian, sehasta demi sehasta, sejengkal demi sejengkal. Bahkan, andai mereka masuk kelubang biawak, niscaya kalian mengikuti mereka." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, Yahudi dan Nasranikah mereka?" Beliau menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR al-Bukhari No. 7320).

Setiap umat mempunyai hari raya sendiri-sendiri. Umat Islam mempunyai hari raya Idul Adha dan Idul Fitri. Karena itu, umat Islam tidak perlu ikut-ikutan merayakan hari raya umat yang lain. Islam itu agama yang sempurna dan paripurna. Islam adalah agama yang tinggi dan tidak ada yang meninggikan.

Syariah Islam mengatur seluruh aspek kehidupan untuk kemaslahatan umat Islam, agar tidak tergelincir dalam kesesatan. Salah satu aturan syariat adalah tentang aturan toleransi beragama, yaitu saling menghormati, menghargai, dan membiarkan umat yang berlainan agama menjalankan ibadah, merayakan hari rayanya. 

Islam tidak membolehkan untuk melakukan toleransi yang kebablasan, yaitu dengan mengucapkan, bahkan sampai ikut dalam perayaan agama mereka. Ini bukan lagi dinamakan toleransi, tetapi  sinkretisme agama (mencampuradukkan agama).

Umat Islam tak perlu diajari tentang toleransi ala-ala Barat. Umat Islam sudah paham betul apa itu toleransi. Al-Qur\"an dan As Sunnah adalah petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia. Syariah adalah aturan hidup dari Allah Swt. yang Maha Pencipta dan Pengatur. Taat syariat hidup akan selamat dunia dan akhirat.

Wallahu\"alam bishawab


Oleh: Iin Haprianti
Sahabat Tinta Media


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :