Beragama tanpa Ilmu, Ibarat Mencincang Air - Tinta Media

Senin, 20 Desember 2021

Beragama tanpa Ilmu, Ibarat Mencincang Air


Tinta Media — “Jangan terlalu dalam mempelajari agama!” 

Kalimat yang terucap dari salah seorang petinggi negeri tersebut menimbulkan pertanyaan besar bagi umat Islam. Bagaimana mungkin seorang muslim dilarang mempelajari ajaran agamanya secara mendalam? Bukankah justru kita akan terjerumus pada kekufuran, bid’ah, dan kemaksiatan jika tidak memiliki pengetahuan atau bodoh tentang keyakinan kita? 
Bahkan, Allah Swt. mengingatkan kita perihal berilmu, 

“Katakanlah, sesungguhnya Rabb-ku hanyalah mengharamkan perbuatan-perbuatan keji yang lahir maupun batin, mengharamkan perbuatan dosa, kezaliman tanpa hak, mengharamkan kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak ada bukti padanya dan Dia mengharamkan kalian berkata atas nama Allah sesuatu yang  tidak kalian ketahui.” (QS. Al A'raf:33).

Dan Imam Syafi’i pun pernah memberikan nasehat,

“Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan." (Imam Syafi’i). 

Maka, kebodohan akan menjadi penghalang utama bagi kita untuk meneladani Rasulullah saw., baik dalam hal keyakinan, perkataan, perbuatan, serta sagala hal yang beliau wariskan.

Sebagaimana Firman Allah Swt. dalam QS. Al-Isra': 36 yang berbunyi:

”Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki ilmunya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati, semuanya itu akan di mintai pertanggungjawaban darinya.”

Begitu pentingnya belajar mendalami agama, seseorang justru berdosa jika tak mendalami ilmu tentang agama karena kelak ada hisab dari semua amal perbuatannya.

Beramal tanpa ilmu dapat menyebabkan dia tergelincir pada dosa besar, semisal berdusta atas nama Allah, menisbahkan Allah pada sesuatu yang tak pantas bagi-Nya, menolak yang Allah tetapkan dan membenarkan apa yang Allah batalkan atau sebaliknya.

Tak cukup di situ saja, seseorang bahkan bisa saja mencintai sesuatu yang Allah benci dan membenci sesuatu yang Allah cintai. 

Maka, kalimat agar jangan terlalu dalam mempelajari agama tidak pantas dilontarkan, bahkan patut diwaspadai. Sebagaimana disampaikan Ali r.a tentang sifat orang-orang khawarij: 

”Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Pada akhir zaman nanti, akan keluar suatu kaum yang masih muda umurnya, bodoh pikirannya. Mereka berkata dengan sebaik-baik perkataan makhluk. Mereka membaca Al-Qur'an, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka melesat menembus agama ini sebagaimana anak panah menembus sasarannya.”(HR. Muslim) 

Mari merenungkan dan memahami pernyataan seorang Salman al Farisi rahimahullah, 

“Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama orang-orang yang pertama masih ada, sehingga orang terakhir mempelajari ilmu. Jika orang-orang yang pertama meninggal sebelum orang terakhir mempelajari ilmu, niscaya manusia akan binasa.“ (Ad Darimi, 1/84 no. 253).

Sadarlah wahai kaum muslimin, jangan terlena. Kita akan mulia, selamat dunia dan akhirat hanya dengan ilmu. Mari mendalami ilmu agama, kemudian kita terapkan sebagai aturan dalam kehidupan. 

Islam bukan hanya sekadar ilmu. Islam adalah ideologi lengkap dengan seperangkat aturan yang wajib diterapkan dalam kehidupan. Islam akan mendatangkan keberkahan dan keselamatan. Sebaliknya, meninggalkan Islam akan membuat kecelakaan dunia dan akhirat. 

Islam berhasil membawa kemajuan di setiap masanya di seluruh sisi kehidupan, baik dari segi penerapan syariat ataupun ilmu pengetahuan dan teknologi, baik dari kemuliaan hubungan antaranggota masyarakat yang terwujud, hingga keindahan tampilan bangunan fisik yang diciptakan. 

Dunia bermetamorfosis dengan kehadiran peradaban Islam. Bahkan tak hanya itu, Islam telah berkontribusi besar bagi dunia Barat yang saat ini sering digadang-gadang sebagai mercusuar peradaban dalam berbagai bidang. 

Sejarah mencatat bahwa peradaban Islam adalah sebuah peradaban yang mengagumkan, dibangun di atas pondasi iman yang kemudian terpancar sistem kehidupan yang benar dan khas darinya, mulai dari pandangannya terhadap manusia dan kehidupan, makna kebahagiaan, hakikat amal dan perilaku manusia, aturan di setiap sektor-sektor kehidupan yang meliputi sistem ekonomi, politik, pergaulan, pendidikan, kesehatan hingga kesenian.

Semua memiliki kekhasan, sebagaimana khasnya akidah Islam yang melahirkannya. 
Islam telah banyak mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat, dibantaranya pengetahuan tentang rumah sakit, sanitasi, makanan, ilmu fisika dan kimia, serta dasar teknologi modern. Lembaga-lembaga pendidikan Islam adalah pelopor sejumlah universitas di Eropa. 

Banyak bukti kredibel yang menunjukkan bahwa peradaban Islam telah memberi investasi sangat besar bagi peradaban modern saat ini. Semua itu terwujud karena banyaknya orang muslim yang mempelajari ilmu agama secara mendalam, disertai keyakinan dan ketakwaan kaum muslim kepada Robbnya.


Oleh: Sarie Rahman 
Komunitas Ibu Bahagia




Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :