TEROR TERMINOLOGI - Tinta Media

Selasa, 21 Desember 2021

TEROR TERMINOLOGI



Tinta Media - Teror terminologi adalah ungkapan yang dipakai oleh pihak tertentu untuk menekan atau bahkan meneror pihak lain dengan menggunakan istilah/ungkapan/frase. Tujuannya agar pihak yang diteror "tergambar" seperti frase/kalimat yang dipakai. Bahkan lebih jauh lagi adalah untuk mempengaruhi opini masyarakat agar "percaya" kepada opini teror tersebut. Pihak yang terteror menjadi "legal" tertuduh dan dituduh serta layak untuk dihukum. 

Teror terminologi ini menjadi sangat berbahaya ketika dipakai oleh pihak-pihak atau oligarki yang ingin menghancurkan islam. Tujuan mereka menjadikan syariat Islam dipahami sebagai syariat yang mengerikan/puritan, tidak modern dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Harus diganti atau disesuaikan dengan kondisi saat ini. 

Bukan hanya itu saja. Dipakai untuk meneror ulama yang istiqomah menjalankan dan menyerukan syariat islam di segala bidang. Para ulama dituduh radikal, intoleran dan pemecah belah bangsa. 

Yang lebih mengerikan lagi adalah menjadikan umat Islam semakin sekuler bahkan kalau bisa agnostik. Percaya adanya Allah SWT namun menolak mentah-mentah syariatnya. Umat Islam akhirmya mudah di pecah-pecah. Bahkan menjadikan umat Islam benci pada syariatnya sendiri. 

Sungguh mengerikan target teror terminologi ini. 

Salah satu bentuk teror termonilogi adalah menuduh orang yang tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai orang-orang radikal dan intoleran. Karena dalam pemahaman moderasi beragama, disebut toleran adalah menerima perbedaan beragama dengan bersikap toleran mengucapkan perayaan agama lain. Sungguh parah. 

BuzzeRp dengan lantang menantang minta disebutkan ayat Al-Qur'an yang melarang mengucapkan selamat natal dan perayaan agama lainnya. 

Apa yang dilakukan buzzeRp itu tidak perlu ditanggapi. Apa yang dilakukan sejatinya menunjukkan kejahilannya. Allah SWT mengungkap kedoknya bahwa memang dia bodoh dalam beragama namun sombong. Jahil murokkab.

Namun yang perlu dikritisi adalah teror terminologi yang dia lakukan. Sebab, teror ini dipakai untuk menguatkan program moderasi beragama yang didengung-dengungkan oleh rezim saat ini. Sejalan setali tiga uang. Dahsyat efeknya. Seperti target mereka. 

Inilah rusaknya teror terminologi itu. Orang yang menjalankan syariat Islam secara benar dan lurus justru "diteror" radikal dan intoleran. 

Orang yang berpijak dan mengikatkan dirinya kepada Al-Qur'an, sunnah dan maqolah ulama dalam menjalankan aktivitasnya justru dituduh merusak persatuan dan kebangsaan.

Oligarki melalui BuzzeRp terus melakukan "teror terminologi" kepada ulama/aktivis Islam dan juga syariat Islam. 

Sejatinya tidak perlu khawatir terhadap teror terminologi ini. Sebab kesalahan akan mudah dipatahkan dengan memberi hujjah yang jelas. Kebathilan akan tertelan oleh kebenaran.

Jangan pernah merasa tertuduh apalagi merasa salah atas teror mereka. Jika itu dilakukan maka tujuan mereka berhasil. Meneror syariat, ulamanya dan menjauhkan umat Islam dari syariatnya bahkan menjadikan umat islam benci dan memusuhi syariatnya. Na'udzubillah...

Umat Islam harus lebih militan lagi dalam memegang dan menjalankan seluruh syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Memperkuat ukhuwah Islamiyyah dan tidak mau dibodoh-bodohi oleh para buzzeRp dan cukongnya dengan opini dan makar 'ngawurnya'.[]

Oleh: Gus Uwik
Peneliti Pusat Kajian Peradaban Islam



Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :