Tak Ada Kompromi, Islam Wasathiyah Ide Sesat Kaum Moderat - Tinta Media

Sabtu, 25 Desember 2021

Tak Ada Kompromi, Islam Wasathiyah Ide Sesat Kaum Moderat


“Demikianlah pula kami telah menjadikan kalian ummat[an] wasath[an] agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kalian”.(QS.Al Baqarah:143)

Tinta Media - Ide Islam wasathiyah sebenarnya ide yang mencari pembenaran dari ayat tersebut di atas. Kata wasath di interpretasikan sebagai pertengahan, yang berarti juga tidak radikal dan tidak liberal. Padahal penafsiran makna yang sesungguhnya jauh dari dua kata tersebut, tidak radikal dan tidak liberal. 

Dalam Tafsir Ibn Katsir dijelaskan bahwa makna “Wasath” di ayat ini adalah al-khiyar wa al-ajwad (pilihan dan paling bagus, terbaik).

Kapasitasnya sebagai ummat pilihan dan terbaik tidak dapat lepas dari risalah yang di turunkan padanya yaitu risalah Islam. Dalam penjelasannya Imam Ibnu Katsir menyatakan, Ketika umat ini dijadikan sebagai ummat[an] wasath[an], Allah mengkhususkan mereka dengan syariah paling sempurna, manhaj paling lurus, dan mazhab paling jelas.”

Berbeda pula dengan pendapat Imam al-Qurthubi, dijelaskan dalam tafsir beliau wasath adalah al ‘adl (adil), asalnya yang paling terpuji dari sesuatu yaitu awsath nya. Maknanya bukandari wasath yang berarti pertengahan antara dua hal(dua kutub).

Dikatakan Abu Bakar Ibn al-‘Arabi dalam Ahkam al-Qur’ansebagian dari mereka menyebutkan kata wasath dari wasathasy- syay(tengah-tengah sesuatu). Tetapi yang di maksud wasath dalam makna pertemuan (titik tengah) dua kutub ini tidak masuk dengan makna di surat Al Baqarah tersebut.Karena umat Islam adalah yang terakhir, maka yang di maksud wasath disini tidak lain adalah al khiyar al ‘adl(pilihan terbaik yang adil). 
Sebagaimana Allah tunjukkan dalam firman berikutnya yaitu “agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian.”

Jadi, dapat disimpulkan bahwa wasath bukan berarti bersikapmoderat, sikap kompromi, yang mengutamakan jalan tengah. Melainkan adil, yang meletakkan segala sesuatu sesuai posisi serta ketetapannya berdasarkan syariah. Menegakkan risalah Islam yang melaksanakan serta terikat hukum Allah, yaitu syariah Islam.

Maka seruan wasathiyah jelas berseberangan dengan Islam, karena mengajarkan toleransi yang kebablasan sampai-sampai mengakui semua agama benar. Sedangkan aqidah Islam telah menetapkan agama yang benar hanyalah Islam (QS. Al Imran[3]:19).

Ide wasathiyah adalah pemikiran kufur yang dengan sengaja disuntikkan Barat ketubuh kaum Muslimin untuk menghadang kebangkitan Islam. Ide ini juga telah menghalangi totalitas ketaatan umat pada Robbnya, dengan mencukupkan diri berislam hanya sebatas nilai, tanpa hukum Allah. 
Menurut konsep ini jika negara yang menerapkan syariat, hal itu menyalahi nilai-nilai universal yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa serta kebhinekaannya. Para pengusungnya mengklaim wasathiyahlah yang akan dan mampu menyatukan, menjaga kerukunan antar umat agama yang berbeda-beda. Ini merupakan klaim sesat dan menyalahi fakta. Karena faktanya, keragaman tidak pernah dapat di persatukan oleh washatiyah. Dan ide pemikiran ini telah lama di aruskan bahkan jadi program resmi pemerintah. 
Meskipun beragam paradoks keagamaan masih terus bergulir, dan lagi -lagi selalu umat Islam yang dikambing hitamkan. Umat Islam yang harus mengalah. Misalnya di peristiwa pembakaran masjid, tidak dianggap perbuatan intoleran. Sebaliknya, jika nonmuslim yang diusik, stigma radikal dan intoleransi langsung dilabelkan pada umat Islam. 

Catatan sejarah justru menuliskan kunci sukses penyatuan berbagai bangsa, bahasa, ras, dan agama di seluruh dunia ketika syariat Islam diterapkan secara sempurna menyeluruh oleh daulah Islam. Dan menjadi satu-satunya negara yang mampu mewujudkan toleransi hakiki, dimana para pemeluk agama yang berbeda-beda dapat hidup berdampingan secara damai berabad-abad lamanya. 

Maka dari itu umat Islam jangan terkecoh dan tergerus pemikiran wasath ini, kuatkan keimanan, luruskan niat karena Allah. Sampaikan kepada saudara muslim yang lain bahwaide wasathiyah bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam. Ide ini sangat merusak, karena akan melahirkan muslim sekuler dan liberal.[]

Oleh: Sarie Rahman 
Komunitas Ibu Bahagia




Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :