Tinta Media — Menanggapi kasus mahasiswi kampus negeri yang nekat bunuh diri karena menjadi korban pelecehan seksual kekasihnya yang merupakan anggota kepolisian, Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menyatakan bahwa Islam menciptakan empat kondisi sehingga perempuan merasa aman dari predator seksual.
"Sekurang-kurangnya Islam menciptakan empat kondisi sehingga wanita benar-benar merasa aman dari predator seksual," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (8/12/2021).
Namun menurutnya, keempat hal ini hanya bisa terwujud bila syariat Islam diterapkan secara kaffah. “Bukan sekedar tambal sulam sebagai undang-undang yang diterapkan dalam kehidupan yang sudah liberal dan permisif,” tegasnya.
Pertama, Islam membangun mindset yang benar tentang hubungan pria-wanita. "Yakni relasi antara mereka haruslah dalam rangka tolong menolong ketakwaan," ujarnya.
Kedua, Islam menutup rapat celah terjadinya tindak pelecehan seksual. "Karenanya dalam Islam ada kewajiban menutup aurat, menundukkan pandangan, juga larangan berkhalwat," imbuhnya.
Ketiga, Islam memerintahkan umat untuk senantiasa melakukan kontrol sosial terhadap perilaku asusila. "Umat akan diminta mencegah terjadinya khalwat seperti di kampus, di kantor, di kos-kosan dan sebagainya. Bila sudah mengarah pada kemungkaran, wajib dilakukan pencegahan," jelasnya.
Keempat, Islam memberlakukan sanksi tegas pada pelaku tindakan asusila, apalagi pemerkosaan. "Selain akan mewajibkan menutup aurat bagi pria dan wanita, melarang khalwat, dalam syariat ada sanksi bagi pelaku kekerasan seksual dan pelecehan seksual. Ada sanksi jilid seratus kali bagi pemerkosa yang belum menikah (ghayr muhson), dan sanksi rajam sampai mati bagi pemerkosa yang telah menikah (muhson)," bebernya.
Menurut Iwan, kaum wanita benar-benar akan merasa aman bila empat kondisi tersebut diberlakukan. Namun sekali lagi ia mengingatkan, semuanya hanya ada dalam syariat Islam. Dan syariat Islam hanya bisa diberlakukan oleh institusi khilafah.
“Mengharapkan wanita aman dalam sistem liberal, dengan berbagai aturan tambal sulam, ibarat menegakkan benang basah. Berat, bahkan bisa jadi mustahil," pungkasnya.[] Ajirah