Remaja Dilema Cinta? No way! - Tinta Media

Kamis, 23 Desember 2021

Remaja Dilema Cinta? No way!


Tinta Media - Kau membuat, ku berantakan
Kau membuat, ku tak karuan
Kau membuat, ku tak berdaya
Kau hancurkan aku dengan sikapmu
Tak sadarkah kau telah menyakitiku
Lelah hati ini meyakinkanmu
Cinta ini membunuhku..

Secuil lirik lagu yang dibawakan oleh band D’Masiv ini menggambarkan potret dua insan yang ketika dirundung lara karena asmara, entah karena ditolak, di PHP-in, diselingkuhin, atau ditinggal menikah. Bahkan dikabarkan pernah ada remaja yang beneran membunuh dirinya karena putus cinta, ih enggak banget ya! 

Bicara tentang cinta, semua mata remaja enggak bisa bohong, kedua bola mata mereka berbinar-binar, senyumnya melebar, hatinya bedebar, kadang-kadang merana, menderita, terluka, sepertinya rasanya nano-nano, ya kan? Memang aneh, tapi begitulah realitanya perasaan ketika jatuh cinta.

Dalam pergaulan remaja, dikenal rumus: remaja + cinta = pacaran. Bahkan, ada remaja muslim yang mengatasnamakan "pacaran islami" demi melegalkan hubungan pacaran  itu. Apa sih pacaran islami itu? Pacaran Islami itu, dimulai dengan bacaan taawuz dan basmalah, bertemunya di masjid sambil belajar tajwid, setelah selesai diakhiri alhamdulillah, Gubraak hehe..

Aliran pacaran Islami, nggak mau dibilang kuno, norak, dan sok alim kalau nggak pacaran. Alhasil mereka juga mau dibilang gaul dengan remaja lainnya. Ternyata, pacaran nggak selalu berujung indah, ada yang akhirnya berujung di kuburan. Yap, merasa dunia sudah dimiliki berdua (yang lainnya ngontrak), melakukan seks bebas, hamil, pacar nggak mau tanggung jawab, aborsi, depresi, kemudian jalan pintas terakhir, ya koit (meninggal). 

Baru-baru ini, ada kasus seorang mahasiswi yang nekat bunuh diri diduga depresi, karena sang pacar yang menghamilinya menyuruh untuk melakukan aborsi, menurut bukti, aborsi yang dilakukan bukan pertama kali, keduanya pernah melakukan aborsi pada Maret 2020 dan Agustus 2021. (Surabaya.liputan6.com, 5/12/2021). Ih serem ya?

Makna Cinta Itu?

Cinta, ngomong-ngomong soal cinta emang selalu seru dan menarik, tapi sebenarnya kita faham nggak apa itu cinta? Pasti banyak yang kebablasan ngartiin makna cinta. Pertanyaanya, apakah cinta itu harus selalu diekspresikan dengan ungkapan kepada lawan jenis?ataukah hanya berwujud aktivitas pacaran? Hei, dunia tuh nggak sesempit itu sob! 

Cinta tidak diartikan sempit sekadar cinta lawan jenis. Allah SWT menciptakan perasaan cinta di dalam diri manusia nggak hanya tentang dua insan yang saling  mabuk asmara. Cinta orang tua kepada anaknya, kakak kepada adiknya, suami kepada isterinya, dan seterusnya, termasuk cinta kepada sesama kaum Muslim yang seakidah. 

Cinta sejati itu tidak bisa dimaknai dengan cara berdua-duaan (berkhalwat) dengan lawan jenis. Tahu kan? Ketika kita berdua-duaan, setan bersorak kegirangan menjerumuskan manusia ke lembah maksiat yaitu zina, naudzubillah. Allah melarang hamba-Nya untuk mendekati zina, apalagi berzina. Dalam surat al-Isra’ ayat 32, Allah berfirman:  "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk".
Adapun larangan mendekati zina (aktivitas khalwat) diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. Ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW berkhutbah, ia berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali beserta  ada mahramnya.” (Muttafaq alaihi)

Rasulullah SAW, secara tidak langsung telah memberikan rambu-rambu kepada umatnya tentang model hubungan laki-laki dan perempuan yang terlarang, namun Barat dengan pemikiran sekulernya menjadikan tren pacaran sebagai gaya hidup, mereka mengatasnamakan HAM untuk melegalkan aktivitas hubungan bebas, bahkan hubungan badan dan tinggal satu atap bersama, sudah menjadi hal yang biasa saja di negara barat. 

Awas, Membebek Barat!

Islam melarang segala sesuatu yang dapat mendorong terjadinya hubungan yang bersifat seksual yang tidak disyariatkan, seperti pacaran.  Pacaran adalah benih benih kemaksiatan yang berpotensi akan melahirkan kerusakan. Perasaan suka atau cinta yang menggebu pada diri remaja bisa dikarenakan banyak faktor, mulai dari buku apa yang hendak dibaca, jenis film apa yang ditonton dan komunitas apa yang mereka ikuti. Misalnya, kalau yang jadi favorit untuk dibaca adalah buku-buku atau novel genre romance, lalu yang ditonton drakor (drama korea) ditambah bergaul atau berada di lingkungan yang menjadi supporter pacaran. Gaya pacarannya? Ya pasti nggak akan jauh dari tontonan dan bacaan mereka. Ada pepatah bilang : you are what you read, you are what you watch. Catat!

Lebih gawat lagi, ketika pacaran sudah menjadi hal yang wajar dan dimaklumi oleh masyarakat bahkan keluarga sendiri, maka disinilah letak keberhasilan peradaban Barat merasuki tubuh kaum Muslimin, Mereka memengaruhi kaum Muslimin dengan memanjakan ide ide sekulerisme terutama liberalisme alias kebebasan dalam soal pergaulan. 

Para remaja muslim dibuat silau dengan peradaban barat atau populernya disebut "modernitas". Sarana fisik pun menunjang agar remaja masuk ke dalam jebakan mereka seperti film-film, sinetron percintaan, komik seks online, yang bisa diakses dengan mudah.

Cinta adalah Anugerah Terindah dari Pencipta

Cinta adalah fitrah pemberian Sang Pencipta, Allah azza wajalla. Sebagaimana yang kita pahami, Allah tidak pernah sia-sia dalam menciptakan segala sesuatunya. Termasuk juga soal cinta. Dalam Islam, cinta merupakan suatu potensi naluri (gharizah an nau’) yang dimiliki setiap manusia. 

Gharizah an nau' ini akan muncul apabila ada rangsangan dari luar diri manusia, artinya semakin sering stimulus itu hadir, baik berupa fakta-fakta yang terindera maupun pemikiran, sementara dalam diri remaja benteng keimanannya keropos, maka sangat besar kemungkinan benteng kita akan jebol dengan adanya gempuran rangsangan. Jadi, memang ada upaya secara sengaja agar remaja getol memburu pacaran dengan dihadirkannya tayangan, tontonan sinetron, bacaan yang berisi kisah indah percintaan.

Islam mengatur pemenuhan gharizah nau' kepada lawan jenis dengan menikah atau menahan diri (berpuasa),  sebagaimana nasihat Imam Al Qurthubi: 
“Seorang yang mampu dan khawatir terhadap dirinya dan agamanya untuk menjaga keperjakaannya, kekhawatiran tersebut tidak bisa dihilangkan kecuali dengan menikah dan tidak ada perbedaan akan wajibnya menikah baginya”. 

Jika dirasa belum mampu untuk menikah, apalagi masih anak sekolah yang uang jajan saja masih nodong orang tua, ya pilihannya yang kedua, yaitu mengalihkan atau menahannya. So, pemenuhan cinta nggak harus dan nggak wajib dengan pacaran, karena cinta itu dapat dialihkan kepada keluarga, dan kecintaan kepada aktivitas yang lebih bermanfaat seperti menuntut ilmu, mengikuti kajian, berdakwah, birrul walidain, dan menyalurkan hobi yang tidak bertentangan dengan hukum syara. Coba yuk!

Persoalan pemenuhannya, inilah yang membedakan manusia dengan makhluk Allah lainnya, hanya manusialah yang diberikan akal pikiran, sehingga dapat memilih mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang halal dan haram dengan suatu standar baku yaitu syariat Islam. Semoga kita dapat menjadi remaja yang cerdas mengelola syahwat dan pandai memilih aktivitas yang bermanfaat, sebagai bekal menuju akhirat.

Oleh: Ahsani Ashri, S.Tr.Gz
Sahabat Tinta Media

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :