Perubahan Produktif - Tinta Media

Minggu, 12 Desember 2021

Perubahan Produktif


Tinta Media — Islam adalah agama yang diturunkan Allah Swt. kepada manusia melalui Rasulullah saw. untuk mengatur kehidupannya,  baik terkait hubungan dengan diri sendiri, sesama manusia, maupun kepada Sang Pencipta, Allah Swt.

Dengan dipecahkannya simpul pertanyaan terbesar manusia, darimana dia berasal, untuk apa dia hidup, dan akan ke mana setelah kehidupan ini berakhir, maka manusia memiliki orientasi  yang jelas dalam kehidupannya, yaitu mendapatkan rida Allah Swt.

Namun demikian, mengapa umat Islam saat ini tidak bisa menyikapi fakta yang terjadi dalam kehidupan ini sesuai dengan ajaran agamanya?

Pertanyaan ini menarik, sebab kenyataannya, muslim di seluruh dunia sekitar ⅓ dari total penduduk yang ada. Bahkan, di Indonesia sekitar ⅔ penduduknya telah lama beragama Islam. Mengapa kehidupan umat Islam di seluruh dunia, atau kalau kita persempit di Indonesia semakin terpuruk saja? 

Apa sebenarnya yang menyebabkan umat Islam belum berhasil bangkit menyesuaikan kehidupannya di dunia ini dengan seluruh aturan Allah Swt. dan Rasul-Nya?

Akidah Ruhiyah dan Akidah Siyasiyah

Sekularisme dan demokrasi yang telah dipaksakan untuk diterapkan dalam kehidupan umat Islam di seluruh dunia pasca dihancurkannya institusi legal formal dalam menerapkan syari'at Islam secara kaffah, yaitu Khilafah telah mengubah cara berpikir umat ini dengan perubahan yang mendasar, serta memiliki efek kerusakan yang sangat besar. Umat ini akhirnya terseret untuk berpikir sesuai dengan cara berpikir penjajah, bersikap dengan sikap penjajah, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. 

Secara bertahap tetapi pasti, umat Islam akhirnya mengalami kemerosotan hingga kondisi yang belum pernah dialami sebelumnya, terutama kemerosotan terkait pemikiran mendasar dalam kehidupan atau konsep keimanan.

Pemahaman akidah yang telah dipisahkan dari konsep hidup integral secara Islami oleh penjajah telah menjadikan umat ini mengimani Allah Swt. sekadar untuk memuaskan naluri belaka, tanpa menyadari bahwa aturan Allah Swt. secara Kaffah harus dipatuhi dan dijalankan dalam kehidupan di dunia.

Berpikir yang Benar

Manusia mau bangkit setelah menyadari kondisi buruk yang saat ini dialaminya, lalu memahami kondisi ideal yang sebenarnya, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabinya, serta mengetahui apa yang harus diusahakan untuk menuju ke sana.

Hal yang pertama harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut adalah dengan mengaktifkan pemikiran dan perasaan umat ini secara massal agar mampu mengindera fakta dengan benar, menghubungkannya dengan perintah dan larangan Allah Swt., serta menjalani prosesnya.

Selama umat ini masih menganggap bahwa akidah yang menjadi dasar hidup mereka cukup sekadar akidah ruhiyah belaka, tanpa meyakini terkait kewajiban untuk mengimplementasikannya, maka seburuk apa pun kondisi yang mereka alami, tidak akan membuat dirinya mau berpindah kondisi, apalagi mampu mencari cara untuk mewujudkannya.

Itulah mengapa saat ini belum tercapai kebangkitan pada umat, karena sebagian dari kita masih terperangkap dalam pemikiran mendasar yang salah, tetapi telah berhasil dipaksakan oleh penjajah, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. 

Orang terlanjur terperangkap pada pemikiran ini, meskipun dia tidak mau berpindah dari agama Islam karena masih mengharapkan surganya Allah Swt, tetapi tidak mau mengikuti seluruh perintah dan larangan-Nya karena menganggap hal itu tidak wajib untuk diterapkan dalam kehidupan dunia. Bahkan, sebagian ada yang tertipu dengan mengatakan bahwa semua agama itu sama saja.

Produktif untuk Perubahan

Mengetahui banyak fakta secara literal maupun tekstual juga belum tentu bisa mewujudkan pemikiran produktif yang membawa pada perubahan mendasar, apabila informasi yang mereka indera tersebut belum bisa menghasilkan pemahaman bahwa kondisi riil yang terjadi sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang seharusnya.

Hal itu bisa terjadi karena informasi yang beredar di media bisa mudah kita akses dari berbagai sumber yang terpercaya. Kejadian politik, berita politik, dan sebagainya sangat membantu kita memahami kerusakan yang ada.

Namun, meskipun umat telah berhasil memahami kebobrokan fakta, yang harus mereka lakukan selanjutnya adalah menyimpulkan hakekat di balik fakta terindera tersebut serta menghukuminya, yaitu status hukum terkait baik atau buruknya, benar atau salahnya.

Sebenarnya banyak dari kalangan umat Islam yang terdidik telah mampu secara mendalam memahami fakta serta melakukan analisa. Namun, ketika standar pemikirannya adalah sistem bobrok yang sudah ada, maka tidak akan sampai pada hakekat yang sebenarnya dari apa yang tergambar pada fakta, baik atau buruknya, benar atau salahnya.

Jadi, agar umat bisa berpikir cepat dan produktif, maka harus diubah standar berpikirnya, dari sekuler menjadi islami. Setelah itu, mereka harus mampu mengetahui hakekat dari fakta terindera tersebut, lalu dengan cepat menyimpulkan hukumnya.

Apabila umat Islam mampu dan terbiasa mengasah kepekaan dan kecepatan mengkaitkan fakta bobrok yang terindera dengan ideologinya, maka dengan cepat pula mereka mampu bersikap dan memutuskan mana yang paling penting untuk dilakukan. Hal itu yang membuat penjajah kalah langkah dalam upaya menghegemoni dan mendominasi umat Islam di seluruh dunia.

Di sinilah pemikiran ini akan menghasilkan sebuah upaya produktif, bukan sekadar panjang angan-angan belaka, apalagi hanya berpangku tangan menunggu datangnya Imam Mahdi melakukan perubahan melawan kebatilan, karena itu ada dalam keyakinan mereka.

Mewujudkan Perubahan secara Produktif

Terwujudnya pemikiran cepat dan produktif pada umat Islam ini tidak bisa dicapai secara tiba-tiba. Namun, harus melibatkan dakwah secara pribadi dan berjamaah secara terukur, terstruktur, dan terkoordinir. Hal ini karena masyarakat terdiri dari sekumpulan pribadi pada suatu tempat, yang berinteraksi secara terus-menerus dengan pemikiran, perasaan, dan aturan yang sama.

Oleh karena itu, dengan adanya sebuah jama'ah yang bergerak secara massif persebarannya, terukur gerakannya, terstruktur organisasinya, dan terkoordinir dengan rapi langkahnya dalam melakukan perubahan pemikiran umat menuju pemikiran cepat dan produktif, maka kebangkitan dan perubahan menuju diterapkannya Islam secara integral dalam kehidupan dunia untuk menggapai Rida Allah Swt. bisa terwujud.

Allahu a'lam bish shawwab

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :