Pakar Fiqih Siyasah: Jangan Terjebak Permainan Istilah - Tinta Media

Kamis, 23 Desember 2021

Pakar Fiqih Siyasah: Jangan Terjebak Permainan Istilah



Tinta Media - Menanggapi sebagian orang yang menggunakan istilah moderasi beragama berdasar makna bahasa, Pakar Fiqih Siyasah Ajengan Irfan Abu Naveed  mengingatkan kepada umat Islam agar jangan terjebak pada permainan istilah.

“Di sini letak pentingnya memahami wa’yu siyasi atau kesadaran politik (tidak polos), jelas adanya harb al-mushthalah (perang istilah) dan kita jangan terjebak pada permainan istilah seperti itu,” tuturnya kepada Tinta media, Selasa (21/12/2021).

Ajengan Irfan menuturkan, dalam kajian hukum istilah, istilah moderasi/moderat, di zaman ini sudah mengandung "isme" yang secara 'urfi punya konotasi khusus, yang bertentangan dengan hakikat Islam itu sendiri. “Makanya dari awal perlu kita kritisi, terlebih istilah tersebut  dimunculkan oleh orang-orang yang sama mendukung liberalisasi pemikiran. Dengan kata lain, moderasi sarat dengan muatan liberalisasi itu sendiri, sama isinya hanya beda istilah saja,” ungkapnya.

“Ini sama seperti menghukumi istilah komunisme, sosialisme yang tidak bisa dihukumi berdasarkan makna sosialisasi. Kajian ushulnya bisa dilacak pada kitab Tafsir Syaikhuna 'Atha bin Khalil Abu al-Rasytah, ketika menafsirkan QS Al-Baqarah [2]: 104, menyoal kajian istilah yang sudah mengandung makna yang bertentangan dengan Islam (tidak boleh sembarangan digunakan),” paparnya.

Menurutnya, istilah komunisme (al-syuyû’iyyah) sama dengan istilah sosialisme (al-isytirâkiyyah) sebagaimana yang digambarkan Syaikhul Ushul ’Atha' Ibn Khalil  Abu ar-Rasytah dalam kitab At-Taysîr fî Ushûl at-Tafsîr Sûratul Baqarah.

 “Maka sebagai contoh, apabila ditanyakan kepada kita: hukum syara’ atas sosialisme, maka kita tidak mengkaji makna sosialisme dari kata ‘sosialisasi’, ‘sekutu’ atau ‘persekutuan’ berdasarkan makna-maknanya secara bahasa dan kita menghukuminya,” jelasnya.

“Akan tetapi, kita menyerahkan otoritas terhadap hukum syara’ (menghukuminya) berdasarkan makna istilah dari kata ‘sosialisme’, maka kita temukan bahwa para penganut sosialisme menamakannya dengan istilah tersebut untuk menunjukkan ideologi tertentu yang mengingkari keberadaan Sang Pencipta yang menciptakan, materi, dan menganggap ia sebagai sesuatu yang abadi, kemudian menggali hukum tertentu berdasarkan dari akidahnya ini,” tambahnya.

“Maka ajaran ini menyatakan adanya evolusi materi, penghapusan kepemilikan dan semboyan-semboyan persamaan yang dibangun dari sistem ini,” imbuhnya.

Berdasarkan hal ini, Ajengan Irfan mengatakan bahwa sosialisme merupakan sistem kufur berdasarkan nash-nash yang telah disebutkan tentang pengertian terminologisnya.

Ia mengutip penjelasan Syaikh Muhammad Syakir al-Syarif  dalam kitab Haqiqat al-Dimuqrathiyyah yang mengungkapkan, "Sungguh kita (dalam islam) sudah terbiasa – dan hal ini merupakan kebiasaan yang benar yang harus senantiasa diperhatikan – bahwa setiap kata yang bukan berasal dari bahasa arab, ketika kita ingin memahami pengertiannya, maka kita harus memahami makna dan mengetahui hakikat pengertiannya dengan mengembalikannya pada pemahaman asal kata tersebut di tempat kemunculannya. Sehingga kita tidak dikelabui para penerjemah yang terjangkit penyakit hawa nafsu, berbagai syahwat dan syubhat menyimpangkan makna dari istilah-istilah asing ini, dan digunakan kepada manusia dengan jubah tipudaya meremehkan orang-orang awam dan sedikit ilmunya, dengan maksud mempromosikan istilah-istilah dan pengertian kata ini di tengah-tengah kaum Muslim”.

"Bahasa keadaan lebih fasih (menunjukkan kepada realita) daripada bahasa klaim semata,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia berharap para da'i meningkatkan kepekaan pemikiran, tidak tasahul menggunakan istilah-istilah yang sedari awal bermasalah (kontroversi), bahkan harus dikritisi. “Ingatkan mereka yang kadung terjebak dalam permainan istilah ini,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :