Islam Melindungi Generasi, Jauh dari Paparan Pornografi - Tinta Media

Rabu, 15 Desember 2021

Islam Melindungi Generasi, Jauh dari Paparan Pornografi



Tinta Media - Miris, sedih, marah. Mungkin itulah yang ada di benak para orang tua mendengar berita tentang rudapaksa dan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pelajar kelas 3 SMA terhadap tetangganya, gadis berusia 10 tahun di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung.

Bagaimana tidak, bocah yang baru pulang mengaji sekitar pukul 19.30 WIB itu dibekap kemudian dibawa ke gubuk dekat rumahnya. Di sanalah pemuda itu melakukan kejahatan kejinya dengan memukul menggunakan benda tumpul si gadis kecil terlebih dahulu kemudian dirudapaksa. Setelah itu, untuk menutupi jejaknya, sang korban dibunuh kemudian dimasukkan ke dalam karung.

Disinyalir, tersangka melakukan perbuatan tersebut karena dorongan video porno yang sering ditontonnya, terbukti ditemukan banyak video porno di ponsel milik tersangka. 

Dari kejadian ini, Kapolresta Bandung, Kombes Hendra Gunawan mengimbau kepada para orang tua untuk selalu mengecek ponsel anaknya agar bisa mencegah terjadinya kejahatan akibat tontonan video mesum yang banyak beredar. (TribunJabar.id, 25/11/21)

Kejadian serupa terus berulang, akibat video tidak senonoh yang begitu mudah diakses oleh siapa pun sehingga memicu perbuatan jahat yang berujung pada pemerkosaan hingga pembunuhan. 

Cara pandang sekulerisme membuat manusia tidak lagi menjadikan halal-haram sebagai tolok ukur perbuatan. Mengguritanya pornografi menjadi sesuatu yang dibiarkan dalam ideologi kapitalisme. Bagi sistem hidup yang rusak ini, selama industri tersebut menghasilkan banyak pundi-pundi uang, maka akan terus ditopang dan dilindungi. Bahkan, tidak sedikit negara yang berlandaskan pada liberalisme menjadikan industri ini legal dan meraup keuntungan darinya. Pemerintah yang abai atau bahkan memanfaatkan keharaman di atas menjadi ciri khas kapitalisme, sebuah ideologi yang hanya concern pada materi dan kenikmatan jasadi.

Padahal, pornografi ini membahayakan masyarakat dan generasi. Menyerahkan pengawasan pada orang tua saja rasanya tidak akan cukup dan tidak adil. Akan lebih efektif jika pemerintah melalui jajarannya menutup akses industri pembuatan dan penyebaran dari hulu, sehingga tidak akan pernah sampai ke tengah masyarakat.

Pemerintah memiliki kewenangan dan sarana untuk melakukan hal yang demikian. Sedangkan para orang tua, kemampuannya terbatas oleh waktu dan pengetahuan. Tidak mungkin mampu mengawasi 24 jam, apalagi bagi orang tua yang keduanya bekerja. Sementara, pihak pemerintah membiarkan pemicu kekerasan tersebar massif di tengah masyarakat.

Namun, itulah kenyataan pengaturan kehidupan berdasarkan kapitalisme sekular. Kita tidak bisa berharap kasus yang membuat miris para orang tua akan terkikis habis.
Harapan kita hanya bertumpu kepada sistem Islam. Islam memiliki pengaturan yang khas dalam menyelesaikan pornografi. 

Ini dimulai dengan pemahaman halal-haram yang senantiasa dibentuk di tengah individu muslim sehingga menjadi tameng pertama dalam mencegah perilaku pornoaksi dan prornografi. 

Berikutnya, kebiasaan amar makruf nahi mungkar yang terbentuk di tengah masyarakat harus digalakkan. Hal ini memungkinkan tercegahnya pornografi merebak di dalam kehidupan bermasyarakat karena umat akan saling mengawasi dan menaskhati. 

Terakhir, pihak yang dianggap memiliki keleluasaan paling besar adalah negara. Kebijakan yang dikeluarkannya bisa betul-betul menutup pintu akses munculnya pornografi. 

Seluruh syariat yang berkaitan dengan penjagaan dan pemenuhan naluri seksual akan dikawal implementasinya, serta didukung dengan sistem ekonomi dan sistem pendidikan berbasis akidah. 

Khilafah juga akan mengatur dan mengawasi media massa seperti koran, tabloid, majalah, buku, situs internet, televisi, sarana hiburan seperti film, pertunjukan, dan lain-lain.

Jejaring media sosial juga tidak akan luput dari pengawasan pemerintahan Islam, seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan medsos sejenisnya. Dengan demikian, upaya memberantas maraknya kejahatan akibat pornografi bisa efektif. 

Islam sebagai sebuah sistem hidup jika diterapkan secara utuh dan menyeluruh akan mampu menyelesaikan permasalahan hidup manusia, melalui peran negara dalam pelaksanaannya. Dengan aturan yang diturunkan oleh Sang Pencipta, manusia menjalani kehidupan yang aman dan damai. 

Tidak heran jika kualitas generasi yang dihasilkan pun begitu cemerlang, karena terbebas dari pemikiran dan pemahaman yang rusak, dan jauh dari paparan pornografi. Oleh karena itu, sudah saatnya kita kembali pada pangkuan Islam, ideologi yang membawa kesejahteraan dunia dan akhirat. 
Wallahu a'lam bishshawab.


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :