Gus Uwik Ungkap Bahaya Teror Terminologi Bagi Umat Islam - Tinta Media

Jumat, 24 Desember 2021

Gus Uwik Ungkap Bahaya Teror Terminologi Bagi Umat Islam


Tinta Media - Peneliti Pusat Kajian Peradaban Islam Gus Uwik mengatakan, teror terminologi sangat berbahaya jika dipakai oleh pihak-pihak ataupun oligarki yang ingin menghancurkan Islam. 

"Teror Terminologi ini menjadi sangat berbahaya ketika dipakai oleh pihak-pihak atau oligarki yang ingin menghancurkan Islam," tuturnya kepada Tinta Media, Senin (20/12/2021). 

Menurutnya, tujuan mereka melakukan teror terminologi adalah menjadikan syariat Islam dipahami sebagai syariat yang mengerikan, tidak modern dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. "Harus diganti atau disesuaikan dengan kondisi saat ini," katanya. 

Ia pun menjelaskan, yang dimaksud teror terminologi adalah ungkapan yang dipakai oleh pihak tertentu untuk menekan atau bahkan meneror pihak lain dengan menggunakan istilah/ungkapan/frase. 

"Tujuannya agar pihak yang diteror 'tergambar' seperti frase atau kalimat yang dipakai. Bahkan lebih jauh lagi adalah untuk mempengaruhi opini masyarakat agar percaya kepada opini teror tersebut. Pihak yang diteror menjadi legal tertuduh dan dituduh serta layak untuk dihukum," bebernya. 

Gus Uwik mengungkap, teror terminologi sering dipakai untuk meneror ulama yang istiqomah menjalankan dan menyerukan syariat Islam di segala bidang. "Para ulama dituduh radikal, intoleran dan pemecah belah bangsa," katanya. 

Menurutnya, lebih mengerikan lagi, akan menjadikan umat Islam semakin sekuler bahkan agnostik. Muslim percaya adanya Allah SWT namun menolak syariatnya. "Umat Islam akhirnya mudah dipecah belah. Bahkan menjadikan umat Islam benci kepada syariatnya sendiri," terangnya. 

Ia mencontohkan salah satu bentuk teror terminologi, menuduh orang yang tidak mau mengucapkan selamat natal sebagai orang radikal dan intoleran. "Dalam pemahaman moderasi beragama, disebut toleran adalah menerima perbedaan beragama dengan bersikap toleran mengucapkan perayaan agama lain," katanya. 

Ia mengungkapkan, teror terminologi dipakai untuk menguatkan program moderasi beragama yang diperjuangkan rezim saat ini. 

"Inilah rusaknya teror terminologi. Orang yang menjalankan syariat Islam secara benar dan lurus justru 'diteror' radikal dan intoleran," ungkapnya. 

Ia pun melanjutkan, orang yang mengikatkan diri terhadap hukum syara' justru dituding merusak persatuan dan kebangsaan. 

"Orang yang berpijak dan mengikatkan dirinya kepada Al Qur'an, sunnah dan maqolah ulama dalam menjalankan aktivitasnya justru dituduh merusak persatuan dan kebangsaan," katanya.

Pun demikian, menurutnya, kesalahan yang mereka lakukan akan mudah dipatahkan dengan hujjah yang jelas. "Kebaikan akan tertelan oleh kebenaran," ucapnya.

Ia berpesan, jangan pernah merasa tertuduh dan merasa bersalah atas teror yang mereka lakukan. "Jika itu dilakukan, maka tujuan mereka berhasil. Meneror syariat, ulamanya dan menjauhkan umat Islam dari syariatnya bahkan menjadikan umat Islam benci dan memusuhi syariatnya," pungkasnya. [] Ikhty




Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :