FAKKTA: Ada Kartel di Balik Meroketnya Harga Minyak Goreng? - Tinta Media

Senin, 20 Desember 2021

FAKKTA: Ada Kartel di Balik Meroketnya Harga Minyak Goreng?



Tinta Media - Peneliti Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menduga, meroketnya harga minyak goreng saat ini disebabkan terjadinya kartel di kalangan produsen sawit.

“Kartel antar negara bisa terjadi tetapi secara domestik produsen sawit Indonesia cukup besar. Sebagian besar produksinya dikuasai oleh korporasi-korporasi raksasa. Bisa saja mereka melakukan koordinasi untuk menetapkan harga di pasar global,” ungkapnya dalam Kabar Petang: Ada Kartel di Balik Meroketnya Harga Minyak Goreng? Selasa (14/12/2021) di kanal YouTube Khilafah News.

Menurutnya, koordinasi penetapan harga di pasar global relatif berat karena persaingan antar produsen cukup tinggi. “Tetapi yang paling berpengaruh adalah tetap faktor supply and demand yang tidak seimbang sehingga menciptakan keseimbangan baru berupa kenaikan harga CPO di pasar global,” ujarnya.

Ishak menjelaskan, bagaimana intervensi pemerintah dalam menekan harga dari sisi produsen CPO di pasar domestik sangat kecil. “Pemerintah dapat memberlakukan pembatasan ekspor dengan memprioritaskan harga penggunaan CPO di pasar domestik. Tetapi karena sebagian besar produksi CPO dipegang oleh swasta maka mereka tidak akan mau untuk menjual dengan harga domestik lebih rendah dibandingkan mengekspor dengan harga yang lebih tinggi,” jelasnya.

Ia memperkirakan, nantinya seiring dengan stabilnya permintaan CPO di pasar global dan produksi sawit di Indonesia mengalami kenaikan, maka harga minyak goreng akan kembali turun. “Walaupun masih menunggu berjalan beberapa bulan ke depan. Untuk beberapa bulan ini kita bersiap-siap dengan harga CPO tinggi,” katanya.

Ia memaparkan, gambaran umum penyebab tingginya harga minyak goreng di pasaran belakang ini dikarenakan harga bahan baku produksi minyak goreng yaitu CPO (Crude Petroleum Oil) tahun ini produksinya stagnan, bahkan ada sedikit penurunan disebabkan dampak pandemi. “Pada saat yang sama terjadi peningkatan permintaan CPO dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang menjadi konsumen CPO di beberapa negara seperti Cina, India, dan negeri-negeri Asia bangkit,” ungkapnya.

Menurutnya, meroketnya harga CPO di pasar global sangat dipengaruhi oleh supply and demand. “Ketidakseimbangan permintaan yang meningkat dan suplai CPO yang stagnan mendorong kenaikan harga CPO di pasar global. Apabila di tracing  harga CPO Rp1.300,00 dari bulan lalu Rp1.100,00 rupiah. 

“Kenaikan harga CPO mempengaruhi harga bahan baku pembuatan minyak goreng di dalam negeri. Rata-rata harga minyak goreng sekarang Rp17.000,00 – Rp18.000,00 per liter, dibandingkan bulan Oktober kisaran Rp.13.000,00 – Rp14.000,00 per liter,” pungkasnya.[] *Ageng Kartika*



Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :