Dibodohi dengan kemiskinan - Tinta Media

Jumat, 17 Desember 2021

Dibodohi dengan kemiskinan



Tinta Media - Segala sesuatu yang maujud di dunia ini pasti ada syarat yang harus dipenuhi terkait keberadaannya. Hanya Allah Swt. yang ada tanpa perlu syarat yang mendahului.

Tuntutan hidup manusia dalam memenuhi kebutuhannya, baik hajatul udhwiyyah maupun gharizah di masa kapitalis ini terasa semakin sulit untuk dipenuhi kelayakannya. Bahkan, untuk sekadar kebutuhan asasi pun, sulit untuk mendekati standar ketercukupan.

Hal itu telah membuat manusia yang hidup di dalam sistem rusak ini menjadi super sibuk dan menghabiskan sebagian besar waktunya demi terpenuhi hajat hidup. Akibatnya, urusan kemuliaan hidup secara maknawi maupun ruhiy terbengkalai dan terbiar di -sudut pribadi.

Kapitalisme yang diterapkan saat ini memang bukan sebuah ideologi yang memiliki dan memedulikan aspek ruhani. Hal ini karena kapitalisme dibangun berlandaskan manfaat bendawi dengan membiarkan kebebasan para kapitalis dan oligarki menguasai rantai ekonomi secara rakus dengan menghalalkan segala cara.

Pada sistem ini, yang menjadi bahasa dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia adalah harga. Apabila seseorang membutuhkan barang dan jasa, maka dia harus berani membayar harganya. Bila tidak mampu beli, maka barang dan jasa tersebut tidak bisa mereka dapatkan. 

Oleh karenanya, fokus Ekonomi Kapitalis ada pada produksi. Karena tidak didasari pada kemaslahatan manusia, maka barang dan jasa  apa saja bisa dijual, asal ada yang mau beli. Tidak dipertimbangkan lagi apakah barang dan jasa tersebut merusak harkat dan martabat manusia ataukah tidak.

Sistem ekonomi bobrok ini membuat syarat agar produksi barang dan jasa memiliki pasar secara kontinyu. Apa syaratnya? Syaratnya adalah kebutuhan dan keinginan untuk membeli. Maka, para kapitalis akan mematok target market untuk terus membutuhkan barang yang mereka produksi dengan berbagai cara, termasuk misalnya penimbunan dan monopoli. Jangan sampai masyarakat tidak mampu membeli. Namun, di sisi lain jangan sampai mereka juga mampu memproduksi.

Sementara, apabila barang yang mereka produksi belum dibutuhkan oleh target market ekonomi mereka, maka diciptakanlah keinginan massal untuk membeli. Salah satunya dengan iklan yang menyesatkan dan mengagitasi naluri. Meskipun daya beli masyarakat rendah, namun ketika keinginan mereka tinggi, maka tetap saja mereka akan memaksakan diri untuk membeli.

Sebenarnya, ketika manusia secara sistemik dalam memproduksi dan mencukupi kebutuhan hidup dan memenuhi keinginannya terhadap barang dan jasa dibebaskan sebebas-bebasnya tanpa aturan yang berorientasi pada kemuliaan manusia, maka yang akan terjadi adalah kekacauan dan dominasi pihak yang yang kuat terhadap pihak yang lemah. Karena secara alami, manusia akan cenderung mau enaknya saja dan ingin menang sendiri. 

Dengan kondisi sosial seperti atas, maka kedamaian, kesejahteraan, dan kemuliaan hidup masyarakat akan sangat sulit untuk diwujudkan. Bahkan, kondisinya lebih mirip dengan kehidupan di tengah hutan dengan persaingan sempurna. Kita seperti dibodohkan secara legal untuk melawan binatang licik, buas, dan kejam.

Oleh karena itu, apabila ingin hidup mulia, dengan mengkaji fakta buruk yang terjadi, maka kita butuh sistem ekonomi yang bisa memberikan tantangan terhadap sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan saat ini agar kemudian tercapai kesejahteraan dan kemuliaan hidup manusia. 

Sistem ini haruslah memiliki aspek ruhani, berorientasi pada terpenuhinya kebutuhan masyarakat, serta ada jaminan terlaksananya rule of game yang adil, dan dijaga dengan sebuah aturan dalam pelaksanaannya.

Nah, karena segala sesuatu itu meniscayakan adanya syarat agar bisa diwujudkan, maka apa syarat agar sistem ini bisa diterapkan?

Sistem ekonomi sebaik apa pun ketika diterapkan dalam sistem hidup yang tidak berasal dari Sang Pencipta Alam Semesta, Allah Swt, maka tidak akan bisa mencapai tujuannya, yaitu mensejahterakan manusia.

Sistem ekonomi Islam yang menitikberatkan pada terpenuhinya hajat hidup manusia secara massal, dengan mekanisme distribusi barang dan jasa yang halal. Sistem ini membutuhkan sistem hidup yang berasal dari Allah Swt. pula. 

Sistem hidup ini adalah sistem Islam yang hanya bisa diwujudkan dengan tegaknya institusi legal formal yang akan menerapkan syari'at Islam secara kaaffah dan menyebarkan rahmah ke seluruh dunia dengan dakwah dan Jihad fii Sabilillah. 

Sistem itulah yang diwariskan oleh Rasulullah saw. dan wajib kita tegakkan sat ini, yaitu sistem khilafah. Inilah syarat agar kehidupan manusia di akhir zaman ini sejahtera, memiliki kemuliaan, serta agar kita tidak dibodohi dengan kemiskinan.

Oleh: Trisyuono Donapaste
Sahabat Tinta Media



Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :