Ada Motif Politik di Balik Pelarangan JT di Arab Saudi - Tinta Media

Senin, 27 Desember 2021

Ada Motif Politik di Balik Pelarangan JT di Arab Saudi

Tap here to start composing...

Tinta Media - Pemerintah Arab Saudi yang melarang Jamaah Tabligh (JT), sebuah gerakan Islam transnasional yang berasal dari India, dengan dalih menimbulkan “bahaya bagi masyarakat” dan merupakan “salah satu gerbang terorisme” dinilai ada motif politik.

“Kalau pemerintah Saudi benar-benar mengenali Jamaah Tabligh dan menilai mereka dengan jujur, maka pelarangan tersebut adalah jauh panggang dari api, terlebih dikaitkan dengan terorisme. Kecuali mereka mengidentifikasi bahwa terorisme adalah aktivitas dakwah Islam atau bahkan terorisme adalah Islam. Dan tentu ini adalah penilaian yang naif. Saya melihat kuat motif politik di balik ini,” tutur Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana kepada Tinta media, Sabtu (25/12/2021).

Menurutnya, dalam upaya moderasi Islam di dunia Islam khususnya di Arab Saudi, dipaksakan agar sesuai dengan nilai-nilai Barat. Maka aktivitas gerakan Islam, walaupun hanya dakwah semisal apa yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh, ini menjadi ancaman. “Karena semakin islami masyarakat, tuntutan penerapan Islam secara kaffah, walau diawali dari konsistensi dalam hal-hal ritual ibadah sebagaimana yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh pun menjadi trigger untuk membangun kesadaran umat Islam lebih kuat lagi. Dan ini adalah ancaman bagi peradaban Barat dan para penyokongnya,” paparnya.

Diikuti India

Budi Mulyana menilai kelakuan India yang mengikuti Saudi melarang Jamaah Tabligh sebagai kesempatan emas untuk melawan gerakan Islam. “Pelarangan Jamaah Tabligh oleh Arab Saudi adalah kesempatan emas bagi India untuk menguatkan perlawanannya terhadap gerakan Islam di negerinya, terlebih Jamaah Tabligh adalah jamaah yang muncul dari India,” tuturnya.

Menurutnya, India adalah negara yang nyata melakukan permusuhan terhadap Islam. “Sedari awal kemunculannya yang merupakan buah dari strategi kolonial Inggris yang membangkitkan orang-orang Hindu untuk meleyapkan eksistensi kekuasaan Islam di India. Sampai kini, konflik dengan Islam di negeri Asia Selatan itu terus bergulir,” ungkapnya.
 
“Inilah yang kita sayangkan, bagaimana sesama muslim justru saling melemahkan, ketika musuh-musuh Islam justru mengambil kesempatan dalam kondisi seperti itu,” sesalnya.

Oleh sebab itu, Budi berharap agar umat Islam menolak pelarangan tersebut. “Umat Islam harus memahami bahwa ada bahaya besar di balik pelarangan ini. Tidak hanya sekedar pelarangan Jamaah Tabligh, namun ada upaya untuk eliminasi terhadap dakwah Islam, sebentuk apapun dakwah Islam itu. Dan hal ini tentunya jangan sampai dibiarkan,” pungkasnya. []Irianti Aminatun




Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :