Tintamedia.web.id --Peneliti Siyasah Institute Iwan Januar mengingatkan kepada umat Islam agar memperjelas identitas negaranya.
“Kaum Muslim harus perjelas identitas dan kelamin negara mereka. Selama tidak jelas, beragam konflik nilai dan budaya pasti terjadi," tuturnya dalam akun facebooknya Iwan Januar, Senin (1/11/2021).
Menurutnya, negara dan masyarakat harus punya identitas seperti halnya individu. Agar jelas nilai apa yang harus dipertahankan dalam negara itu, dan apa yang harus dibuang ke tempat sampah. “Ketidakjelasan identitas di suatu negara, akan membingungkan rakyatnya dan mengacaukan nilai-nilai yang akan ditumbuhkembangkan di dalamnya,” ujarnya.
Ia menilai saat ini, semua negeri-negeri Muslim tidak jelas identitasnya. “Apakah itu Islam atau sekuler-liberal? Meski ke luar tetap mengklaim sebagai negara Islam, tapi identitas dan 'kelamin' negaranya absurd,” tegasnya.
"Misalnya Arab Saudi. Hampir tidak ada Muslim di sini yang tidak menyebutnya negara Islam atau negara tauhid dengan julukan "Pelayan Dua Tanah Suci". Padahal, sudah sejak lama Kerajaan Saudi Arabia (KSA) melipir ke ideologi sekulerisme-liberalisme," jelasnya.
Menurutnya, di era Raja Bin Salman (MBA), sekulerisme dan liberalisme itu makin nyata. KSA terus mengekspansi wisata ala Dubai; pantai bebas bikini, konser musik, hotel yang izinkan pasangan non-mahram menginap, dan sebagainya. Bahkan belakangan, sebagian warga Saudi untuk pertama kali diperbolehkan mengadakan pesta Halloween.
"KSA ini negeri apa? Islam?" ungkapnya.
Ia mengajak umat agar berpikir cerdas. “Suatu negara dikatakan negara Islam bila sistem keamanan dan hukum yang diberlakukan 100 persen hanya Islam. Rakyat pun dirawat dengan aturan Islam,” pungkasnya.[] Lussy
