Tintamedia.web.id -- Pernyataan Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwahid terkait pemuda yang membenci budaya sedekah bumi dan kenduri telah terpapar radikalisme, dianggap sebagai upaya adu domba elemen umat Islam.
"BNPT kelihatannya konsisten menggunakan cara-cara mengadu domba antar elemen umat Muslim dalam agenda deradikalisasi Islam," tutur Peneliti Siyasah Institute, Iwan Januar dalam akun facebooknya Iwan Januar, Ahad (31/10/2021).
Menurutnya, apa yang dilakukan BNPT sama persis dengan arahan RAND Corporation yaitu dengan cara memuji kelompok satu dan menstigma kelompok lainnya.
"Memuji-muji satu kelompok Islam, dan menstigma kelompok yang lain. Persis arahan RAND Corporation dalam menghadapi kelompok-kelompok radikal," ungkapnya.
Padahal, masalah kendurian menurutnya merupakan masalah khilafiyah sejak lama. Sementara terkait sedekah bumi, para ulama sudah sepakat mengharamkannya.
"Yasinan, kendurian, atau juga tahlilan adalah perkara khilafiyah yang sudah dipahami para ulama sejak lama," tuturnya.
Iwan pun melanjutkan, Nahdlatul Ulama, misalnya, dalam Muktamar NU Ke-5 di Pekalongan pada 13 Rabiuts Tsani 1349 H/7 September 1930 M menjelaskan keharaman perayaan untuk memperingati jin penjaga desa/sedekah bumi.
Ia menilai, program deradikalisasi merupakan upaya untuk memerangi Islam dan umatnya.
"Dari sini bisa ditarik kesimpulan, bahwa deradikalisasi dan kontra terorisme itu sebenarnya adalah program memerangi Islam dan kaum muslimin," jelas Iwan. [] Ikhty