Tintamedia.web.id -- Dibobolnya lembaga atau institusi yang menangani intelejen suatu negara, dinilai Rif'an Wahyudi Direktur Global Cyber Watch (GCW) bukan saja memalukan, tetapi juga menunjukkan sistemnya yang sangat lemah.
"Tidak hanya 10 institusi yang kemarin sempat ditahan. Termasuk BSSN sama BIN. Inikan jadi lucu. Lembaga atau institusi yang menangani intelejen suatu negara tetapi justru dibobol. Hal ini bukan saja memalukan tetapi juga menunjukkan sistemnya yang sangat lemah," ujarnya dalam acara Kabar Petang: Heran, Kok Situs BSSN Bisa Dibobol? Sabtu (30/10/2021) di kanal YouTube KC News.
Menurutnya, data yang sudah diambil bisa sampai pada tingkat penjajahan yang lunak. "Apalagi negara itu datanya sudah diambil semua, jumlah penduduknya, potensi SDA-nya dan seterusnya. Itu bisa sampai pada tingkat penjajahan yang lunak," ungkapnya.
Rif'an menyarankan dua upaya strategis untuk menghadapi serangan cyber.
Pertama, adalah meningkatkan kualitas programernya. “Ketika mendesain sebuah sistem IT maka yang harus mencakup di dalamnya security keamanannya sehingga sudah menutup celah dari manapun untuk bisa dibobol yang itu berlapis-lapis," jelasnya.
Kedua, berkaitan dengan regulasi pengamanan. “Berarti domain negara untuk melakukan pengamanan baik kepada individu maupun pada perusahaan, termasuk pada negara itu sendiri. Supaya tidak terjadi dampak yang merugikan," pungkasnya.[]Rita