Keutamaan Ilmu dan Ulama - Tinta Media

Minggu, 14 November 2021

Keutamaan Ilmu dan Ulama

Keutamaan Ilmu dan Ulama

Tintamedia.web.id --Penjelasan tentang keutamaan ilmu dan ulama dapat ditemukan pada bab pertama kitab Lubabul Hadist. Kitab Lubabul Hadist merupakan kitab kuning kecil yang sering dikaji di berbagai pondok pesantren di Indonesia. Kitab kuning ini salah satu kitab yang ditulis oleh Syekh Jalaluddin Kamaluddin As-Suyuthi.

Kitab ini terdiri dari khobar-khobar yang bersifat kenabian dan atsar yang diriwayatkan dengan sanad-sanad yang shahih. Syekh Jalaluddin Kamaluddin As-Suyuthi menjadikannya 40 bab dan di dalam setiap bab terdiri dari 10 hadist. Kitab ini dinamai  “Lubabul Hadist (Inti hadist)”.

Berikut ini sepuluh hadits yang menerangkan tentang keutamaan ilmu dan ulama’ :

Pertama, Nabi Muhammad SAW berkata kepada sahabat Ibnu Mas’ud ra :
يَا اِبْنَ مَسْعُوْدٍ جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِيْ مَجْلِسِ الْعِلْمِ لَا تَمَسُّ قَلَمًا وَلَا تَكْتُبُ حَرْفًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِتْقِ اَلْفِ رَقَبَةٍ وَنَظْرَكَ اِلٰى وَجْهِ الْعَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ مِنْ اَلْفِ فَرَسٍ تَصَدَّقْتَ بِهَا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَسَلَامُكَ عَلٰى الْعَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِبَادَةِ اَلْفِ سَنَةٍ
“Wahai Ibnu Mas’ud, dudukmu sesaat di dalam majelis ilmu, kamu tidak memegang pena dan tidak pula menulis satu huruf, itu lebih baik bagimu daripada memerdekakan 1000 budak. Pandanganmu ke wajah orang yang alim, itu lebih baik bagimu daripada 1000 kuda yang kamu menyedekahkannya di jalan Allah, ucapan salammu kepada orang yang alim, itu lebih baik bagimu daripada beribadah 1000 tahun”.

Kedua, Nabi Muhammad SAW bersabda :
فَقِيْهٌ وَاحِدٌ مُتَوَرِّعٌ اَشَدُّ عَلٰى الشَّيْطَانِ مِنْ اَلْفِ عَابِدٍ مُجْتَهِدٍ جَاهِلٍ وَرِعٍ
“Satu orang pandai yang wara’ (berhati-hati pada perkara haram) itu lebih berat godaannya bagi syetan daripada 1000 orang ahli ibadah yang bersungguh-sungguh, bodoh, dan wara’ (berhati-hati pada perkara haram)”.

Ketiga, Nabi Muhammad SAW bersabda :
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائَرِ الْكَوَاكِبِ
“Keutamaan orang alim di atas orang yang ahli ibadah, seperti bulan di malam purnama di atas semua bintang-bintang”.

Keempat, Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ اِنْتَقَلَ لِيَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَهُ قَبْلَ اَنْ يَخْطُوَ
“Barang siapa yang berpindah (dari tempat satu ke tempat lain, baik berjalan atau berkendaraan) untuk belajar ilmu, maka diampuni dosa baginya sebelum dia melangkah”.

Kelima, Nabi Muhammad SAW bersabda :
اِكْرَمُوْا الْعَلَمَاءَ فَاِنَّهُمْ عَنْدَ اللهِ كُرَمَاءُ مُكْرَمُوْنَ
“Muliakanlah para ulama’ karena sesungguhnya mereka di sisi Allah adalah orang-orang mulia yang dimuliakan”.

Keenam, Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ نَظَرَ اِلَى الْوَجْهِ الْعَالِمِ نَظْرَةً فَفَرِحَ بِهَا خَلَقَ اللهُ تَعَالٰى مِنْ تِلْكَ النَّظْرَةِ مَلَكًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa memandang wajah orang alim secara sekilas pandangan, kemudian dia bahagia karenanya (pandangan itu), maka Allah yang Maha Luhur menciptakan dari pangan itu seorang malaikat, yang memohonkan ampun kepadanya sampai hari kiamat”.

Kedelapan, Nabi Muhammad SAW bersabda ::
نَوْمُ الْعَالِمِ اَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الْجَاهِلِ :
“Tidurnya orang alim itu lebih utama daripada ibadahnya orang yang bodoh”.

Kesembilan, Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ يَعْمَلُ بِهِ اَوْ لَمْ يَعْمَلْ بِهِ كَانَ اَفْضَلُ مِنْ اَنْ يُصَلِّىَ اَلْفَ رَكَعَةٍ تَطَوُّعًا
“Barang siapa belajar satu bab ilmu yang mana dia mengamalkannya atau tidak mengamalkannya, maka hal itu lebih utama daripada dia sholat sunnah 1000 rokaat”.

Kesepuluh, Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَاَنَّمَا زَارَنِيْ وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَاَنَّمَا صَافَحَنِيْ وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَاَنَّمَا جَالَسَنِيْ فِي الدُّنْيَا وَمَنْ جَالَسَنِيْ فِي الدُّنْيَا اَجْلَسْتُهُ مَعِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa mengunjungi orang alim, maka seolah-olah dia mengunjungiku. Barang siapa bersalaman dengan orang alim, maka seolah-olah dia bersalaman denganku. Barang siapa duduk bersama orang alim, maka selah-olah dia duduk bersamaku di dunia. Dan barang siapa yang duduk bersamaku di dunia, maka aku akan memintanya duduk bersamaku di hari kiamat”

Ditulis kembali oleh: Achmad Mu’it
Berdasarkan Referensi: Kitab Lubabul Hadits karya Syekh Jalaluddin Kamaluddin As-Suyuthi

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :