Tintamedia.web.id --Mudir Ma’had Khadimus Sunnah Bandung Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) melihat percakapan intelektual antara Islamis dengan penentangnya tidak bermutu dan banyak gaya.
“Saya melihat percakapan intelektual antara Islamis dengan penentangnya sekarang tidak bermutu. Penentangnya semakin banyak gaya, over acting, namun nir-kualitas," tuturnya dalam channel telegramnya https://t.me/yuanaryantresna, Rabu (10/11/2021).
Seperti narasi ‘tidak ada kewajiban shalat 5 waktu dalam al-Qur’an’, menurutnya, itu tidak lebih dari gagasan anak yang lagi cari perhatian. “Apa coba makna dan motif dari ungkapan tersebut? Hanya membuat kegaduhan. Sama sekali tidak mengajak pada nalar yang sehat dalam diskusi. Semua orang tahu bahwa shalat itu wajib. Dalilnya Al-Qur’an dan Al-Hadits. Adapun waktu-waktunya dan tata caranya ada dalam Hadits Nabi,”ujarnya.
"Juga tentang narasi Islam tidak sempurna. Tidak wajib menjalankan syariat, fikih adalah produk zaman perang salib, dll sampai tuduhan terhadap kredibilitas sahabat Nabi, Abu Hurairah," tambahnya.
Ia menilai, percakapan sebelumnya justru agak berkualitas seperti konsep Maqashid Syariah, hubungan agama dan negara, dan lain-lain. Sangat halus dan bermutu.
Namun, Ajengan YRT menyayangkan kembali ke tuduhan pada shahabat Abu Hurairah. “Hal itu telah menuai kritik. Lagi pula itu bukan gagasan baru, hanya mengulang opini kalangan orientalis yang mendasarkan risetnya pada sikap curiga" pungkasnya.[] Nita Savitri