Tintamedia.web.id-- Menanggapi pernyataan Menteri Agama Yakult Choumas yang menyebut dunia membutuhkan fikih alternatif, Mudir Ma’had Khadimus Sunnah Bandung Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) mengungkapkan, dunia tidak butuh fikih alternatif, namun ijtihad ulama dan pengamalan fikih untuk mengatasi masalah yang baru muncul.
“Sebenarnya dunia tidak membutuhkan apa yang disebut dengan _rekontekstualisasi_ ortodoksi Islam. Dunia justru membutuhkan ijtihad para ulama pada masalah baru yang muncul dan pengamalan produk ijtihad tersebut (fikih) secara sempurna,” tulisnya dalam akun telegramnya t.me/yuanaryantresna, Sabtu (30/10/2020).
Ajengan YRT mengutip penjelasan Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani rahimahullahu ta'ala dalam Syariatullah al-Khalidah (halaman 7) yang menjelaskan bahwa sekiranya kaum muslimin hari ini menerapkan hukum-hukum fikih dan agama (Islam) sebagaimana para pendahulu mereka, niscaya mereka akan menjadi umat yang terdepan dan paling bahagia.
Menurutnya, hal tersebut termasuk konsep terkait pemerintahan/imamah, jihad dan futuhat, konsep al-dar (darul Islam/hijrah, darul kufr/harb), ghanimah, fai', jizyah, kharaj, dan lain-lain. Umat akan makin sadar akan kekayaan khazanah fikihnya yang luar biasa. Tugas selanjutnya adalah pengalaman fikih.
“Jika persoalannya demikian, lantas untuk apa kita masih berbicara fikih alternatif dan rekontekstualisasi fikih? Atau jangan-jangan itu adalah kedok untuk melakukan moderasi dan sekularisasi Islam?” pungkasnya.[] Nur Pujianto